Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modifikasi Mesin Motor Standar Jadi 2 Silinder, Servisnya Bagaimana?

Kompas.com - 09/07/2023, 17:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – M. Yusuf Adib Mustofa alias Yusuf Psychoengine, jadi salah satu builder yang kerap menerima pesanan modifikasi mesin standar menjadi 2-silinder. Meskipun mesin garapannya dapat ubahan besar, namun urusan servis diklaim tidak beda jauh daripada motor standar.

Yusuf memberikan tips agar modifikasi ekstrem yang dilakukan pihaknya memberikan kemudahan dalam perawatan berkala oleh konsumen.

“Dibikin karburator tunggal saja biar enggak repot. Kebanyakan pesanan orang yang jauh-jauh, dari Papua, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera itu kebanyakan saya sarankan karburatornya satu saja biar kalau servis enak,” ujar Yusuf, kepada Kompas.com (7/7/2023).

Baca juga: Perbedaan Sasis Bus Hino dengan Mercedes-Benz Menurut Sopir

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Psychoengine Indonesia (@psychoengine)

 

“Untuk yang lain-lain, kayak noken as, enggak banyak yang bisa bikin. Bekasnya bisa dikirim ke saya, nanti saya bikinkan. Nanti pasang sendiri enggak masalah,” kata modifikator yang bermarkas di Banyumas, Jawa Tengah.

Menurutnya, untuk perawatan rutin seperti servis berkala ataupun ganti oli, konsumen bisa melakukannya di bengkel umum.

Ia bahkan tak ragu memberikan nomor kontaknya, agar para konsumen bisa melakukan konsultasi langsung sebagai bagian dari pelayanan.

Baca juga: Alasan Tesla PHK Massal Karyawannya

Sementara itu, buat konsumen yang berasal dari kota-kota besar, ia menyarankan agar motor modifikasi yang diubah menjadi 2 silinder juga dipasang radiator atau oil cooler.

“Ganti oli lebih sering daripada yang motor standar. Kalau pemakaian di Jakarta, berdasarkan waktu saja. Bagusnya kalau dipakai harian, 2 minggu sekali, kalau di daerah masih bisa sebulan sekali,” kata Yusuf.

Terakhir, yang harus jadi perhatian konsumen berikutnya adalah pemakaian kampas kopling yang bakal lebih cepat aus.

“Mungkin kalau orangnya arogan, pemakaian kasar, kampas koplingnya gampang selip. Jadi kalau kepengin awet, kencangnya diurut atau bertahap. Sebenarnya kencang bisa, boleh kasar, cuma kampas kopling bisa cepat abis,” ujar Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau