JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan bantuan pemerintah atau subsidi sebesar Rp 7 juta untuk konversi sepeda motor berbahan bakar fosil ke listrik bisa digunakan berkali-kali asalkan mampu memenuhi syarat.
Dijelaskan Koordinator Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Devi Laksmi, syarat terkait mencakup kelayakan jalannya serta tidak punya tanggungan pajak.
"Kemudian data pada STNK sesuai dengan KTP dari pemohon. Jadi bisa kolektif, dikumpulkan lalu langsung mengajukan untuk konversi," katanya ketika ditemui Kompas.com di Gedung EBTKE ESDM, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Sentra Otomotif Pasar Palmerah Kembali Menggeliat Usai Pandemi
"Kemudian kapasitas mesinnya antara 110-150 cc, belum bisa di bawah itu atau di atasnya," kata Devi.
Dengan keputusan tersebut, diharapkan konversi bisa menjadi salah satu kunci utama pembentukan ekosistem kendaraan bermotor listrik dan mencapai target net zero emission Indonesia pada 2060 mendatang.
Sebab konversi tak menambah kendaraan yang beredar di jalan, melainkan hanya mengganti dapur pacu atau mesinnya saja.
"Mungkin pertimbangan itu pula yang membuat konversi tidak punya batas atas atau maksimum, berbeda dengan pembelian motor listrik baru yang hanya satu KTP per-unit," ucap dia.
Dalam kesempatan sama dikatakan bahwa saat ini sudah ada 6 bengkel konversi yang sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan modifikasi mesin digantikan ke listrik.
Baca juga: Pemerintah Mulai Dorong Ekosistem Motor Listrik Konversi
Pada waktu dekat, akan ada dua bengkel lagi yaitu PT Mitra Metal Perkasa yang bertempat di Karawang, Jawa Barat dan PT Ide Inovatif Bangsa di Jawa Barat.
"Ada 14 bengkel juga yang sedang dalam proses pemenuhan syarat. Mereka telah mendapatkan sertifikasi dari Kemenhub," ujar Devi.
Sehingga ditargetkan pada penghujung tahun ini, terdapat 1.020 bengkel yang telah terlatih dan mampu mengonversi total 102.000 unit per bulan atau 1.224.000 unit per tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya