Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Listrik Masih Sulit untuk Layanan Antarkota Antarprovinsi

Kompas.com - 28/02/2023, 19:01 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus listrik saat ini menjadi salah satu jenis kendaraan berbasis listrik yang tengah dipasarkan di Indonesia. Berbagai produsen otomotif juga tengah meluncurkan sasis bus listrik dan bekerjasama dengan karoseri untuk merakit bus listrik.

Misalnya seperti PT PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang sudah mulai menggunakan bus listrik sebagai kendaraan operasional melayani masyarakat Jakarta.

Head of Product Management, Homologation, and Marketing Bus and Truck PT DCVI Faustina mengatakan, untuk mendatangkan bus listrik ke Tanah Air masih berbenturan dengan infrastruktur.

"Kalau untuk mendatangkan bus listrik saja ke Indonesia bisa. Tapi kita tidak mau dia teronggok di tengah jalan karena kehabisan daya. Nah, supaya tidak teronggok bagaimana caranya? Maka dari itu secara keseluruhan mekanismenya itu lagi kita matangkan," kata Faustina kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Gaji Rp 5 Juta Disebut Kurang, Berapa Gaji Ideal Kredit Mobil Baru?

Maka dari itu, mengenai bus listrik untuk operasional bus antarkota antarprovinsi (AKAP) masih penuh tantangan.

Misalnya kesiapan apakah di sepanjang jalan sudah siap fasilitas charging dan ada berapa jumlahnya. Kemudian, dimanakah nantinya lokasi charging akan dibuat dan berapa lama durasi charging yang perlu dihabiskan.

"Misalnya baterai hanya mampu untuk 200 km atau 400 km, lalu bus berhenti untuk charging. Lalu apa yang nanti akan terjadi kepada penumpang pada saat baterai bus di charging? Nah kalau menurut saya balik ke infrastrukturnya bila bus listrik untuk layanan AKAP," kata Faustina.

Baca juga: Honda WR-V dan HR-V Paling Laris Selama IIMS 2023

Kemudian, untuk membangun bodi bus listrik juga harus dipersiapkan dengan matang karena menurut Faustinan membangun bus listrik dan bus yang menggunakan diesel akan berbeda.

"Kesiapan pelanggan, dari cara mereka untuk service dan untuk menjaga unitnya bagaimana juga penting. Kalau bus untuk dalam kota itu ada tender tertentu atau target tertentu yang sudah dijanjikan kepada pihak ketiga, nah untuk memenuhi target itu bagaimana? pasti balik lagi ke manufaktur," kata Faustina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
ya repot ke penumpangnya sih, ganti bis tiap battery 150 km tercapai. bis yang habis 150km ngecharge di stasiun pengisian. biaya pembelian gede tapi biaya maintenance termasuk bensin nol.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau