Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Korlantas Polri Menangani Kesemrawutan Jalanan

Kompas.com - 26/02/2023, 11:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi jalan raya saat ini bisa dibilang cukup semrawut. Sering ditemui pengguna jalan yang kerap ugal-ugalan bahkan sampai melanggar lalu lintas.

Pelanggaran tersebut dilakukan oleh berbagai macam orang, dari remaja sampai orang tua. Sebenarnya mereka punya SIM, tapi sayangnya masih tidak paham mengenai cara berkendara yang aman.

Kombes Pol Mohammad Tora, Kasubdit Standar Cegah dan Tindak Ditkamsel Korlantas Polri mengatakan, pihaknya sekarang sedang berusaha untuk mengimbangi kultur dan kondisi lalu lintas di Indonesia.

Baca juga: 4 Wilayah di Jawa Tengah yang Paling Banyak Melanggar Lalu Lintas

Kemacetan di Jalan Dewi Sartika arah Otista menuju perempatan PGC, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2023). Author : kompas.com / Nabilla Ramadhian Caption : Kemacetan di Jalan Dewi Sartika arah Otista menuju perempatan PGC, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Kemacetan di Jalan Dewi Sartika arah Otista menuju perempatan PGC, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2023). Author : kompas.com / Nabilla Ramadhian Caption : Kemacetan di Jalan Dewi Sartika arah Otista menuju perempatan PGC, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2023).

Kultur di sini maksudnya adalah kebiasaan kebanyakan orang Indonesia mendapatkan SIM dan menggunakan jalan raya. Kebiasaan di Indonesia berbeda dengan di luar negeri, sehingga bisa memengaruhi seberapa semrawut jalanan.

"Kalau di luar negeri itu lulus pelatihan mengemudi sudah sangat susah, belum lagi ujian SIM-nya. Kalau di Indonesia enggak, motor dan mobil dulu ada baru SIM," kata Tora kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (26/2/2023).

Usaha untuk mengimbangi kultur tersebut adalah dengan membuat program edukasi di sekolah, mulai dari Paud dan SD. Kemudian untuk orang dengan usia dewasa, Korlantas Polri sedang menyiapkan coaching clinic.

Baca juga: Mitsubishi Outlander PHEV Banting Harga, Cuma Rp 650 Juta


"Kita sekarang sedang menggalakan coaching clinic untuk siswa SMA kelas dua dan tiga yang akan ujian SIM. Kita memberikan coaching clinic karena mereka pasti tidak punya kesiapan khusus untuk ujian SIM," ucap Tora.

Menurut Tora, untuk mengubah kultur atau budaya yang sudah lama tertanam memang sulit. Tapi setidaknya dengan edukasi, diharapkan bisa mengimbangi dan menciptakan generasi yang lebih paham dengan keselamatan lalu lintas.

"Makanya kami membuat Indonesia safety driving center, merangkul teman-teman pelatihan mengemudi, memperbaiki kurukulum silabus, mensertifikasi para instruktur, melegalkan sekolah mengemudi, dan standarisasinya," ucap Tora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com