SEMARANG, KOMPAS.com - Perawatan mobil dilakukan rutin untuk menjaga performa tetap prima. Bila tidak, akan terjadi penurunan tenaga yang membuat banyak kerugian.
Penggunaan mobil harian, terutama dengan mobilitas tinggi di perkotaan menyebabkan keausan komponen-komponen utama mesin karena kualitas oli yang menurun.
Masalah umum yang kerap kali dikeluhkan adalah kompresi mesin yang loyo, hal tersebut biasanya dirasakan dari gejala ngelitik.
Bila dibiarkan begitu saja, kemungkinan besar akan memperparah kondisi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Baca juga: Mengenal Penyebab Understeer dan Oversteer
Kerusakan tersebut biasanya terlambat ditangani dikarenakan gejala-gejala yang sulit terbaca pengguna pribadi.
Lantas, bagaimana untuk menangani?
Menanggapi hal itu, Kepala Bengkel Honda Kusuma Siliwangi Semarang Teguh Dwi Harianto mengatakan, perawatan wajib terjadwal di bengkel resmi dilakukan untuk mengembalikan kompresi ruang bakar yang bermasalah.
"Treatment khusus standar servis berkala ada namanya gurah mesin (carbon cleaner). Mesin dibersihkan menggunakan cairan khusus yang mengndung zat aditif deterjen. Sesuai jadwal 5.000 kilometer (km), kerak karbon menumpuk akibat kualitas BBM rendah," ucap Teguh kepada Kompas.com, Sabtu (16/12/2022).
Baca juga: Strategi Jasa Marga Hadapi Lonjakan Volume Kendaraan Saat Nataru
Cairan pembersih karbon di masukkan ke dalam lubang busi untuk mengembalikan kompresi ruang bakar seperti semula. Kompresi mesin yang normal bisa dilihat dari kondisi lubang knalpot setelah dinyalakan.
Belum usai, perawatan untuk mengembalikan kompresi yang hilang kemudian masuk sesi italian tune up kecepatan tertentu.
Sisa-sisa kerak karbon yang menempel di bagian atas bisa bertahap akan rontok terbuang bersama asap knalpot.
Menurut Teguh, saat mencoba melaju kecepatan tinggi kompresi akan terdorong sendirinya menyesuaikan putaran mesin. Tetapi, batas aman putaran mesin (rpm) tertentu juga benar-benar diperhatikan betul.
"Saat menggeber jangan sering main di putaran mesin (rpm) tinggi. Itu juga bisa menghilangkan kerak karbon yang dikategorikan ringan, sebelum terlambat. Jadi, kerak karbon seperti di dorong gerakan mekanis komponen-komponen ruang bakar," ucapnya.
Kepala Bengkel Nasmoco Gombel Mohammad Syafruddin mengatakan, mengisi bahan bakar kualitas tinggi berkala dijadikan solusi murah untuk mencegah kompresi turun.
Baca juga: Hajar Bahu Jalan dan Arogan, Cerminan Ulah Anggota Klub Abal-abal
"Sesekali saja gunakan bahan bakar oktan 92 keatas. Tapi, khusus untuk pengguna RON 90. Mesin akan menyesuaikan data kebutuhan kompresi di ECU. Katub pengapian mesin di koreksi ulang," ucap Syafruddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.