JAKARTA,KOMPAS.com - Tak jarang pengendara ihadapi dengan kondisi jalan sempit yang hanya pas untuk dilalui satu mobil.
Karena ruang yang terbatas, akhirnya memaksa salah satu pengendara mengalah untuk mundur memberikan ruang bagi mobil yang lain.
Namun, imbas dari hal ini, tak sedikit menyebabkan mobil menyerempet tembok atau bahkan roda menyangkut ke parit.
Nah, bagi pengemudi pemula, posisi berkendara mundur adalah situasi yang cukup sulit dan tanpa disadari meningkatkan hormon adrenalin.
Baca juga: Naik Rp 11 Jutaan, Ini Bocoran Harga Suzuki Ertiga Hybrid
Bahkan, banyak juga pengemudi yang sudah mahir masih mengalami kesulitan saat hendak memarkir kendaraan dengan posisi mundur.
Training Director Safety Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, berkendara di jalan raya selama ini lebih mudah ketimbang saat mundur.
"Mindset pengemudi kendaraan sudah terbangun, saat bergerak ke depan (fokus dan antisipasinya sejalan atau bergerak sesuai dengan arah pandangan mata),” kata Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Beda lagi saat posisi parkir kendaraan, ketika ancang-ancang mengambil space parkir pengemudi mengarahkan kendaraan ke belakang.
Artinya, tingkat kesulitan bertambah lantaran dibutuhkan reference point untuk bisa parkir lurus mengikuti garis parkir.
"Dibutuhkan kerangka berpikir visual (terbalik) kendaraan terhadap batas-batas lingkungan. Poin ini yang harus dipelajari dan didalami oleh para pengemudi pemula,” ucapnya.
Baca juga: Belum Lama Dijual di Indonesia, Hyundai Setop Produksi Ioniq Juli 2022
Untuk bisa mahir mengemudikan mobil saat jalan mundur tak bisa dilakukan dalam sekejap. Menurut Sony, membutuhkan pelatihan dan waktu yang relatif lebih lama agar lancar mengemudi saat mundur atau parkir.
“Butuh waktu yang relatif lama tapi tergantung daya tangkap masing-masing orang sih. Kalau sudah benar-benar menguasai ilmu reference point, maka berkendara mundur lebih mudah daripada maju,” ujar Sony.
Salah satu yang menyebabkan pengemudi pemula kesulitan saat parkir atau mengendarai mobil berjalan mundur adalah tidak paham mengenai tekniknya.
“Karena mereka tidak tahu tekniknya, (kalau) panik sih kemungkinannya kecil, tapi biasanya kemampuan reaksi pengemudi dalam mengantisipasi itu lambat,” kata Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.