Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Sopir Ngantuk, Avanza Naik Trotoar hingga Jeblos ke Parit

Kompas.com - 07/01/2022, 06:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang disebabkan karena sopir atau pengemudi mengantuk kembali terjadi. Kali ini menimpa pengemudi Toyota Avanza bernomor polisi B 1758 UFZ.

Kejadian bermula saat sopir hendak pulang dari kantor Samsat Jakarta Timur menuju daerah Pasar Burung, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur.

Pengemudi yang bernama Dedi, mengaku mengantuk sehingga kendaraannya naik ke trotoar hingga terperosok ke parit.

“Kendaraan menghantam tiang listrik, terus nyangkut,” ucap Dedi dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/11/2022).

Baca juga: Beli Mobil Toyota Spot Order Bisa Bebas Pilih Warna tapi Inden Lama

Akibat kecelakaan itu, bagian depan mobil remuk dan bagian kaca belakang pecah. Sementara pengemudi menderita luka ringan pada bagian bibir bawah.

Belajar dari kejadian ini, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kembali mengingatkan, bahwa berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya seperti dalam kondisi mabuk.

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

“Jangan pernah memaksakan, lebih baik berhenti sebentar untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut. Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan akan tangkapan indera kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal,” ujar Jusri.

Menurut Jusri, kejadian yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep. Ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalan jauh.

Baca juga: Hyundai Bantah Rumors Hentikan Riset Mesin Pembakaran Internal

“Microsleep itu keadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya,” katanya.

Jika pengemudi sejak awal merasakan kantuk atau lelah, Jusri menyarankan, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.

Bisa juga diisi dengan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat.

“Apabila sudah tidak kuat, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi,” kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau