Quartararo Sudah Jadi Idola sejak Junior

ALGARVE, KOMPAS.com - Fabio Quartararo berhasil mengunci gelar juara dunia MotoGP 2021. Dia mencatatkan namanya sebagai pebalap Perancis pertama yang meraih gelar tersebut.

Diego Gubellini, teknisi lintasan Quartararo, mengatakan, Quartararo sudah menjadi fenomena sejak dulu saat di kelas junior. Banyak yang sudah menduga dia akan bersinar.

Baca juga: Daftar Harga SUV Kompak per November 2021

Lihat Foto

Pebalap Yamaha Fabio Quartararo mengenakan helm juara dunia saat berselebrasi usai memenangi gelar juara dunia MotoGP pada Grand Prix MotoGP Emilia-Romagna di Sirkuit Dunia Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico, Italia, pada 24 Oktober 2021.(ANDREAS SOLARO)

"Itu adalah salah satu nama yang dibuat ketika dia masih di Moto2, bersama dengan Bagnaia dan lainnya. Saya membicarakannya dengan bagian elektronik yang mengenalnya sejak di CEV dan dia sangat yakin dengan kualitasnya,” kata Gubellini mengutip Tuttomotoriweb.it, Rabu (3/11/2021).

“Dia benar dan bagi saya, Fabio hari ini akan kuat dengan motor apa pun,” katanya.

Gubellini yakin bahwa Quartararo memang pebalap istimewa. Sebab, dia cepat beradaptasi dengan motor dan membawanya sampai ke level tertinggi.

Lihat Foto

Hasil MotoGP, Quartararo juara dunia: pebalap Yamaha Fabio Quartararo (tengah) merayakan gelar juara dunia MotoGP di podium pada 24 Oktober 2021 setelah MotoGP Emilia Romagna di Sirkuit Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico, Italia.(AFP/ANDREAS SOLARO)

“Kami sedikit mengubah motor selama akhir pekan, itu benar, sejak debutnya pada 2019 kami mulai bekerja dengan sedikit sentuhan, juga untuk menghindari kebingungan dan cara ini berhasil, sehingga kami terus bekerja seperti ini,” katanya.

Baca juga: Bodi Bus dengan Panoramic Roof Milik PO Safari Dharma Raya

“Seperti apa (dia) di luar? Kami selalu bersama Fabio di akhir pekan, serta berbicara tentang pekerjaan dan kami membuat lelucon, kami bercanda,” katanya.

“Dia menghabiskan banyak waktu dengan kita semua, dia suka memahami kehidupan sehari-hari, gairah anak-anak,” kata Gubellini.