Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Ini Tersesat dan Terguling karena Ikuti Google Maps

Kompas.com - 24/10/2021, 16:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada saat berkendara jarak jauh atau ke daerah yang belum pernah dilewati, aplikasi peta atau navigasi menjadi salah satu solusi. Pasalnya, pengendara dengan mudah dapat mengambil jalur tercepat untuk sampai di titik tujuan.

Namun saat mengikutinya, pengendara harus tetap memperkirakan apakah kendaraan mampu melintasi jalur yang direkomendasikan atau tidak. Sebab, tidak jarang rekomendasi yang diberikan kurang tepat untuk dilalui oleh mobil maupun sepeda motor.

Sebagai contoh suatu cuplikan video yang diunggah oleh pemilik Instagram @romansasopirtruck. Terlihat, di sana ada mobil keluarga yang 'tersesat' dan tidak mampu melewati jalur rekomendasi.

Baca juga: Begini Inspeksi Awal Ban Mobil Sebelum Melakukan Perjalanan

Alhasil, jalanan sempit dan curam tersebut membuat mobil kesulitan melintas hingga terguling dan masuk parit.

"Korban Google Maps, TKP Surodadi, Selo, Boyolali, Jawa Tengah," tulis video keterangan tersebut, Minggu (24/10/2021).

Agus Sani selaku Head of Safety Riding Promotion Wahana menjelaskan, penggunaan maps pada saat berkendara boleh saja asal tidak mengganggu konsentrasi pada saat berkendara.

Kemudian, tetap memperhatikan jalan dan wilayah sekitar. Bila tidak mampu dilewati maka baiknya mengambil jalur alternatif yang dapat diatur melalui aplikasi terkait atau bertanya warga.

"Penggunaan maps boleh, tapi pengendara harus tetap berkonsentrasi dan fokus pada pandangan depan saat berkendara. Bila ada suatu hal aneh, terkhusus pada medan jalan, coba lihat map lagi apakah masih on track," katanya kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Pakai Motor Matik, Ini Pentingnya Ganti Oli Gardan

"Jika memang tidak bisa dilewati, jangan dipaksa. Tanya saja dengan orang sekitar. Kemudian pastikan juga bahwa dalam aplikasi terkait sudah disesuaikan dengan moda kendaraan yang tengah digunakan," lanjut Agus.

Di samping itu, pada suatu titik tertentu aplikasi navigasi bisa jadi belum melakukan update terkini. Apakah jalan sedang dilakukan perbaikan, sudah diperbaharui, atau lainnya.

"Jangan gegabah dan percaya 100 persen (kepada aplikasi map). Tetap selalu waspada," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
lihat2 kondisi jalan bos, klo bawa mobil terus diarahkan masuk jalan sempit mendingan jangan diteruskan. cari jalan alternatif yang lain. lebih baik memutar sedikit dari pada masuk jalan "apruk2an" kana tebing, lewat sawah, lembah dll. qwkwkwk


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau