Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalihan Jalur Truk Tonase Besar di Kretek, Ini Tanggapan Aptrindo

Kompas.com - 27/08/2021, 13:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Jalan Layang Kretek sebagai salah satu proyek skala nasional di jalur lintas tengah Jawa Tengah ini dibangun sebagai solusi atas kemacetan yang kerap terjadi.

Sebab jalur padat lalu lintas ini berpotongan dengan perlintasan kereta api di titik Desa Paguyangan, Bumiayu.

Namun sejak resmi difungsikan pada tahun 2017 silam, fly over ini jadi sorotan masyarakat karena sering menimbulkan kecelakaan hingga memakan korban jiwa.

Sebagai salah satu tindakan pencegahan, sejak Sabtu (21/8/2021) lalu, Kementerian Perhubungan bersama personel TNI dan Kepolisian menyelenggarakan operasi penegakan hukum di Jembatan Timbang Ajibarang. 

Baca juga: Punya Gaji Rp 10 Juta Per Bulan Baru Bisa Kredit Avanza

Surat himbauan pengalihan jalur untuk truk dengan tonase di atas 8 ton agar tidak melalui Jalan Layang Kretek Surat himbauan pengalihan jalur untuk truk dengan tonase di atas 8 ton agar tidak melalui Jalan Layang Kretek

Penegakan hukum yang dimaksud adalah pelarangan truk dengan jumlah Berat Diizinkan (JBI) di atas 8 ton untuk melintasi Jalan Layang Kretek, dengan kata lain truk dengan tonase besar di atas patokan tersebut wajib untuk mencari jalur lain.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi & Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY Agus Pratiknyo pun mengatakan kebijakan baru ini justru merugikan kegiatan perekonomian masyarakat di eks-karesidenan Banyumas Raya.

"Larangan melintas truk dengan JBI diatas 8 ton yang dialihkan agar memutari hampir sepertiga pulau Jawa ini secara otomatis membuat pembengkakan biaya transportasi bahan baku industri, hasil bumi, dan hasil UMKM dari 4 Kabupaten di eks-karesidenan Banyumas," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Lampu Lalu Lintas Menyala Hijau, Jangan Main Tancap Gas

Salah satu kecelakaan di flyover Kretek akibat truk mengalami rem blongDOK. KNKT Salah satu kecelakaan di flyover Kretek akibat truk mengalami rem blong

Dengan jalur yang memutar, tentu waktu tempuh angkutan barang juga akan lebih lama. Dapat dipastikan akan ada keterlambatan pengantaran logistik di sejumlah daerah.

Ia menilai keputusan untuk mengalihkan jalur truk bertonase besar agar tidak melintasi Jalan Layang Kretek malah kontra produktif dengan upaya untuk menekan biaya produksi di sektor industri.

Lebih lanjut Agus berpendapat bahwa untuk jangka panjang, harusnya ada perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana pendukung di Jalan Layang Kretek seaman mungkin. Pengalihan jalur ini seolah menjadikan truk sebagai kambing hitam.

"Sebenarnya ada beberapa opsi lain yang lebih masuk akal untuk dilakukan sebagai win-win solution daripada harus mematikan salah satu jalur distribusi logistik yang termasuk paling vital di Pulau Jawa. Pilihannya adalah mengubah design fly over tersebut atau membuat jalur lain yang lebih aman daripada seluncuran curam dan panjang ini," katanya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau