Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Vapor Lock, Penyakit pada Sistem Pengereman Mobil

Kompas.com - 14/05/2021, 16:02 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pengereman jadi salah satu bagian dalam sebuah kendaraan yang wajib ada. Perannya sangat vital.

Maka dari itu seluruh komponen dalam sistem pengereman wajib dijaga dan dirawat agar kerjanya tetap optimal.

Salah satu penyakit pada sistem pengereman adalah vapor lock. Vapor lock sendiri adalah kondisi adanya uap air pada selang minyak rem. Uap air ini membuat kerja rem tidak bisa optimal dan terasa seakan-akan rem blong.

Lantas mengapa vapor lock bisa terjadi?

Baca juga: Paksa Nyalakan Mesin Mobil dengan Didorong, Bikin Rusak Transmisi

Didi Ahadi selaku Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor menjelaskan, vapor lock bisa terjadi karena peningkatan suhu pada minyak rem yang menyebabkannya mendidih sehingga timbul uap air.

Pada dasarnya minyak rem memiliki titik didih tertentu ditandai dengan tanda standar seperti DOT 3, DOT 4, dan sebagainya. Makin tinggi angkanya, makin tinggi titik didihnya.

Ilustrasi reservoir minyak remGridOto.com/Ryan Ilustrasi reservoir minyak rem

"Jika mengerem terus menerus tanpa henti misal di turunan curam, kaliper akan panas dan transfer panas ke minyak rem sehingga minyak rem mendidih," kata Didi kepada Kompas.com, Rabu (12/5/2021).

Baca juga: Antisipasi Arus Balik Mudik, Polisi Siapkan Berbagai Rekayasa

Jika minyak rem mendidih hingga menimbulkan uap air pada selang minyak, maka kerja rem akan tidak optimal.

Didi menegaskan bahwa pada kondisi yang mengharuskan mengerem terus menerus, perlu dibantu dengan engine brake untuk memperlambat laju kendaraan. Jangan hanya menggantungkan tugas pada rem saja. Dengan adanya engine brake, kerja rem jadi tidak terlalu berat.

Selain itu, Didi juga menyarankan untuk memakai minyak rem sesuai spesifikasi kendaraan masing-masing. Yang terakhir, rutin untuk mengecek kondisi minyak rem dan menggantinya secara berkala sesuai jangka waktu yang dianjurkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau