Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus ke Persenjataan, Pindad Enggan Bikin Bus Listrik

Kompas.com - 25/04/2021, 09:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro pernah meminta Pindad untuk ikut membuat bus listrik di Indonesia pada akhir tahun 2020.

Selain Pindad, memang sudah ada perusahaan lainnya yang membuat bus listrik, misalnya seperti PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan PT Industri Kereta Api (Inka) dengan E-Inobus.

Lalu bagaimana perkembangannya saat ini? Apakah Pindad jadi turut membantu dalam pembuatan bus listrik di Indonesia?

Baca juga: Motor Custom HD Rocker C Bergaya Bobber Mejeng di IIMS Hybrid 2021

 

Ilustrasi : Pabrik bus listrik MAB di Demak, Jawa Tengah. Ilustrasi : Pabrik bus listrik MAB di Demak, Jawa Tengah.

Bambang mengatakan, untuk saat ini lebih baik melanjutkan pembuatan bus listrik dengan perusahaan yang sudah siap. Misalnya seperti MAB dan Inka yang sudah memproduksi bus listrik secara spesifik.

“Artinya, Pindad kan dia fokusnya bukan ke otomotif, tetapi ke alat persenjataan. Walaupun bikin mobil atau kendaraan, itu untuk militer,” ucap Bambang kepada Kompas.com di IIMS Hybrid 2021, sabtu (24/4/2021).

Oleh karena itu Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) fokus kepada perusahaan yang memang mengembangkan khusus kendaraan listrik.

Misalnya yang ada sekarang PT MAB dan Inka, bahkan bisa juga merek-merek lainnya.

Baca juga: Begini Cara Urus Motor Masih Kredit yang Dicuri Maling

“MAB kemarin juga sudah tanda tangan perjanjian untuk bisa menyerap hasil research dari berbagai universitas,” kata Bambang.

Bambang menjelaskan, nantinya semua hasil research setiap universitas harus nyambung satu sama lain. Misalnya ada yang membuat baterai, satu buat sistem pengendali, satu lagi charging system, semuanya harus berhubungan.

“Yang bisa menyambungkan itu namanya integrator, integratornya ya pabrik mobil itu sendiri. Jadi saya mendorong PT MAB untuk menjadi salah satu integrator tadi,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau