Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Bus di Sumedang dan Wacana Kompetensi Pengemudi Bus

Kompas.com - 15/03/2021, 10:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan maut bus di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terjadi belum lama ini. Bus pariwisata itu kehilangan kendali sehingga terperosok ke dalam jurang sedalam 20 meter.

Setelah penelitian, pihak berwenang menyimpulkan, salah satu yang menjadi penyebab kecelakaan ini adalah salah pengoperasian bus. Pengemudi terlalu mengandalkan rem kaki di jalanan menurun panjang, sehingga kampas overheat dan tidak bisa menghentikan roda bus.

Kecelakaan ini menyelisik perhatian Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi. Budi mengatakan, tanggung jawab soal kompetensi pengemudi bus ada pundak Kemenhub Dirjen Hubdat.

Baca juga: Polisi Razia Knalpot Bising Lagi, Ada yang Berisik Langsung Diembat

“Saya akan memulai untuk memperbaiki semuanya. Supaya kemudian masyarakat kembali naik bus,” ucap Budi dalam acara Opening Ceremony Perpalz Goes To Sumatera, Minggu (15/3/2021).

Kemudian mengenai meningkatkan kompetensi pengemudi bus, Budi mengatakan kalau hal tersebut sedang dalam pembahasan. Bersama dengan Direktur Angkutan Jalan Dirjen Hubdat, sudah menyiapkan keterampilan yang nantinya diajarkan ke pengemudi bus.

“Enggak usah terlampau banyak yang kita berikan keterampilan dan kemampuannya, satu saja dulu. Khususnya untuk pengemudi bus yang melewati jalan seperti Lahat – Pagaralam, yang high risk (jalur ekstrem),” kata Budi.

Baca juga: Honda Pispot C50 Makin Antik Makin Dicari, Tembus Puluhan Juta Rupiah

Kemudian dari Kampar ke Bukittinggi, sekitar Bandung, Lembang, Puncak dan sekitarnya. Salah satu keterampilan yang diberi yakni soal rem, mengingat banyak terjadinya kecelakaan yang disebabkan human error.

“Dari evaluasi kita, beberapa kecelakaan yang terjadi itu adalah karena pengemudi yang kurang terampil pada saat dihadapkan dengan kontur jalan yang seperti itu (tanjakan dan turunan), kapan harus mengerem atau memindahkan transmisi,” ucapnya.

Bahkan, Budi mengatakan, kalau perlu semua perusahaan itu harus punya sertifikat kompetensi untuk pengemudinya. Tetapi, sertifikat kompetensi ini juga jangan sampai membebani, misalnya harus membayar pelatihan yang mahal.

“Kalau perlu, kegiatan itu didukung dari anggaran kita dari pemerintah. Kalau memang saya bisa, kita lakukan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Minum Teh Tawar Bisa Meredakan 6 Penyakit, Apa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau