JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan bus Sri Padma Kencana yang terperosok ke jurang di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu menjadi salah satu kecelakaan paling parah yang dialami bus pariwisata.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut menginvestigasi penyebab dari terperosoknya bus berisi 66 penumpang ini. Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan memberikan beberapa hasil temuan KNKT di lokasi kejadian.
“Indikasi sementara pada kasus ini adalah terjadinya brake fading (kampas rem yang mengalami overheat) akibat penggunaan maksimal,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Minggu (14/3/2021).
Baca juga: Mobil Mewah Kaisar Jepang Toyota Century, Keliaran di Jalanan Jakarta
Penggunaan maksimal ini maksudnya pengemudi ketika melewati jalanan menurun panjang, tidak menggunakan rem pembantu (exhaust brake & engine brake) namun mengandalkan rem utama atau pedal untuk mengurangi kecepatan.
“Hal ini yang menyebabkan kampas mengalami panas berlebihan, sehingga koefisien geseknya menurun drastis dan tidak mampu menahan putaran tromol,” kata Wildan.
Wildan menjelaskan, urutan kasus brake fading ini pertama, pengemudi melalui turunan menggunakan gigi tinggi. Kedua, engine brake dan exhaust brake tidak digunakan sehingga hanya mengandalkan rem utama.
Baca juga: Mobil Terlaris Februari, Avanza-Xpander Makin Ditinggal Brio
“Saat rem utama digunakan secara maksimal, risiko kampas overheat sangat tinggi. Jika melampaui suhu 300 derajat celsius, maka terjadi brake fading di mana kampas melekat ke tromol namun tromol tetap berputar,” ucapnya.
Saat ini, pengemudi menginjak rem namun roda tidak berhenti. Selanjutnya pengemudi mengocok rem, memastikan dapat gaya pengereman. Padahal dengan mengocok rem, malah menurunkan tekanan udara di air tank.
“Jika tekanan udara di air tank kurang dari 7 bar, maka tidak bisa mendorong spring yang ada di pedal. Yang dirasakan pengemudi pedal rem dan kopling jadi keras (mbanggel),” ucapnya.
Kemudian karena panik, pengemudi berusaha memindahkan gigi ke posisi rendah tanpa menginjak kopling. Wildan mengatakan, hal ini fatal karena transmisi synchromesh tidak akan mau bekerja, sehingga pasti masuk ke gigi netral.
“Upaya semua pengemudi ketika kecepatan makin tidak terkendali karena gigi netral, pedal rem keras, adalah menarik tuas hand brake. Tapi itu sia-sia saja karena kampasnya sudah overheat,” kata dia.
Wildan menjelaskan, pada sistem pengereman Full Air Brake (FAB) ketika hand brake ditarik, seharusnya gardan belakang akan mengunci dan menjadi emergency brake. Seharusnya bisa menahan laju bus jika kampasnya tidak mengalami overheat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.