Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembarangan Mencampur BBM, Ini Efeknya buat Mesin

Kompas.com - 06/07/2020, 17:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mobil-mobil keluaran baru dianjurkan menggunakan BBM dengan RON minimal 90 atau 92. Untuk mengakali harga yang mahal, sejumlah orang mencampur BBM RON 88 dengan RON yang lebih tinggi untuk mendapatkan harga total yang lebih murah.

Cara ini dirasa efektif bagi beberapa orang, karena lebih hemat dari sisi pengeluaran biaya. Namun jika dibiarkan dalam jangka panjang, efeknya malah bisa merusak mesin dan berujung pada biaya perbaikan yang mahal.

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, mengatakan, setiap BBM memiliki senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin.

Baca juga: Begini Efek yang Terjadi Jikalau Mesin Diesel Modern Diisi Solar Busuk

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

“Misalnya kerak yang ditimbulkan senyawa olefin dan aromatik. Agar tidak terjadi deposit, produsen BBM menambahkan aditif deterjen,” ujar Yus, dalam diskusi virtual belum lama ini.

“Deterjen ini memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif. Jumlah deterjen yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada BBM dapat menyebabkan pembentukan kerak makin banyak,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Yus, pencampuran beberapa jenis BBM untuk mencapai kadar oktan sesuai keinginan adalah salah kaprah.

Baca juga: Ini 10 Mobil Bekas Harga Rp 50 Jutaan, dari Picanto sampai Accord

Ilustrasi ruang bakaryoutube.com Ilustrasi ruang bakar

“Kita memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah. Tapi di lain sisi, terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut,” ucap Yus.

Menurutnya, masing-masing BBM memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau tidak ada sama sekali.

Saat kita mencampur beberapa jenis BBM yang berbeda, jumlah deposit di ruang bakar malah berpotensi naik.

“Deposit atau kerak yang muncul bisa banyak efeknya. Mulai dari macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, hingga konsumsi BBM yang boros,” tutur Yus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau