Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Tol Layang Jakarta-Cikampek Bagi Pengusaha Bus

Kompas.com - 28/12/2019, 07:02 WIB
Fauzan Dary Setyawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran jalan tol layang Jakarta-Cikampek memberikan manfaat bagi sebagian masyarakat, termasuk Perusahaan Otobus (PO). Kondisi jalan tol non layang diklaim lebih lancar karena terjadi perpecahan arus kendaraan.

Tol layang Jakarta-Cikampek saat ini memang di khususkan bagi kendaraan kecil roda empat yakni mobil. Namun, efek dari kehadiran jalan bebas hambatan layang tersebut juga dirasakan oleh para Perusahaan Otobus (PO).

Dihubungi otomotif KOMPAS.com, di Jakarta, Kamis (26/12/2019), Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam, mengatakan, semenjak jalan tol layang dibuka, arus kendaraan di jalan tol non layang jadi lebih lancar, waktu tempuh setiap armada jadi semakin singkat.

Baca juga: Polri Sebut Saksi Ahli Akan Dalami Penyebab Kecelakaan Maut Bus Sriwijaya

Anthony menjelaskan, sebelum ada tol layang, waktu tempuh Bekasi-Karawang bisa mencapai 1,5 jam. Namun, katanya, kini sudah lancar, terutama di jalur tol bawah karena sebagian kendaraan sudah teralihkan menuju jalan tol layang.

"Armada kami bisa sampai tujuan tepat waktu,” ucap Anthony.

Adi Didiet Prasetyo, Direktur Operasi PO Maju Lancar, menyampaikan, waktu tempuh armada jadi semakin singkat, Jakarta-Yogyakarta sebelumnya ditempuh dalam waktu 12 jam, saat ini menjadi 10 jam.

Namun, lanjut Didiet, di sebagian titik masih kerap terjadi penumpukkan kendaraan. Diharapkan ke depan bus dapat melewati jalan tol layang tersebut.

Baca juga: Tragedi Bus Sriwijaya, Indonesia Butuh Badan Keselamatan Transportasi

Pengecekan pos pelayanan dan kesiapan armada bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (20/12/2019)Humas Polres Jakarta Barat Pengecekan pos pelayanan dan kesiapan armada bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (20/12/2019)

“Sebenarnya kami ingin lewat tol layang, tujuannya agar waktu tempuh jadi lebih sedikit. Kedua, supaya kesehatan kru kami terjaga karena tidak terforsir, berbahaya juga kalau sudah lelah, maka dari itu di setiap armada kami sediakan dua pengemudi dan satu kondektur,” kata Didiet.

Didiet menambahkan, tujuan lainnya, adalah mendorong masyarakat yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi, berpindah menggunakan kendaraan umum seperti bus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau