Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kecelakaan, Begini Teknik Pengereman Darurat Motor Sport

Kompas.com - 19/12/2019, 15:37 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jarang kecelakaan lalu lintas terjadi akibat pengendara motor tak mampu menghentikan laju motornya ketika dalam kecepatan tinggi.

Belum lama ini juga terjadi kecelakaan di mana pengendara motor sport Yamaha R25 yang sedang melaju kencang menabrak seorang bocah SD yang hendak berangkat ke sekolah.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan, untuk melakukan pengereman darurat pada motor sport yang melaju kencang harus dilakukan dengan cara dikocok terhadap rem roda depan. Teknik ini disebut juga dengan istilah squeeze.

Baca juga: Yamaha R25 Tabrak Bocah SD, Pahami Teknik Pengereman Motor Sport

"Jadi, pengereman tidak boleh dilakukan dengan cara menarik tuas satu kali sekaligus. Sebab, cara ini berbahaya karena bisa membuat pengendara terlempar ke arah depan," ujar Jusri, ketika dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi pengereman sepeda motor Honda.Motorcycle.com Ilustrasi pengereman sepeda motor Honda.

Jusri menambahkan, pengereman sebaiknya juga dibantu dengan rem belakang. Jika masih kurang cukup, maka dibantu lagi dengan menurunkan transmisi atau engine brake. Lakukan pengereman dengan halus, tenang dan tetap fokus. Jangan sampai rem terkunci dan membuat motor bergerak liar sehingga tidak bisa dikendalikan.

"Kalau keadaan darurat maka pengereman harus cepat, harus hard braking, kondisi ini berpotensi membuat roda terkunci. Ini harus dihindari karena bisa membuat motor kehilangan kendali, bikers bisa terpeleset dan jatuh," kata Jusri.

Baca juga: Waspada Sistem Pengereman Mobil Bermasalah Usai Terobos Banjir

Untuk motor sport yang sudah dilengkapi dengan teknologi Anti-lock Braking System (ABS), teknik yang digunakan bisa lebih sederhana lagi. Ketika pada kecepatan tinggi, maka pengereman pada rem depan dan belakang dapat dilakukan bersamaan.

Hal ini dikarenakan pada motor ABS pembagian porsi cengkeraman rem sudah diatur oleh sistem. Sehingga kecil kemungkinan rem terkunci terjadi yang membuat ban menjadi selip dan bergerak liar.

"Kalau sudah pakai ABS, rem diremas dan kaki dibejek abis tidak apa-apa, karena nanti pengereman diatur oleh sistem," ujar Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau