BANDUNG, KOMPAS.com – Tren modifikasi sepeda motor yang cukup diminati sepanjang 2019, adalah rekondisi sepeda motor underbone alias bebek. Jenis motor yang mulai ditinggalkan karena kalah pamor dengan model skuter, membuat penggemarnya bernostalgia.
Motor bebek kembali diminati untuk dipakai harian, karena menciptakan kesan retro atau vintage. Pun, harga jual bekas bebek yang perlahan mulai naik, ikut mendorong pehobi otomotif melakukan rekondisi, terutama pada model favorit di zamannya.
Misalnya, Honda Astrea Series, salah satu yang menjadi favorit saat ini, mulai terlihat sering berkeliaran di jalan. Beberapa model lain pada rentang 1992-2007, seperti Honda Supra series, Suzuki Satria, dan Yamaha F1Z-R juga jadi idaman.
Rekondisi motor bebek ini tergolong tidak mudah, karena parts yang sudah mulai langka di pasaran. Namun, dengan segala tantangannya, upaya ini tetap dilakukan.
Aditya Tri Bagus dari Ducks Garage, di Bandung, mengatakan, biaya jasa rekondisi total motor bebek retro sekitar Rp3 jutaan. Harga ini belum termasuk parts yang dijual terpisah.
"Biaya tersebut tidak termasuk spareparts dan biaya rekondisi juga tergantung dari kondisi motor yang akan dikerjakan," kata Aditya kepada Kompas.com (18/12/2019).
Baca juga: Harga Motor Bebek Tak Berubah, Paling Mahal Masih Honda Super Cub
Jasa-jasa rekondisi di Ducks Garage juga bisa dilakukan secara terpisah. Contohnya hanya re-paint seluruh bodi, sistem kelistrikan, dan tune up mesin dengan harga yang bervariasi.
"Untuk biaya total balik lagi ke motor yang akan dikerjakan, semakin mahal suku cadang yang digunakan, semakin mahal juga biaya yang dikeluarkan," ucap Aditya.
Nostalgia
Bagi para pengguna motor bebek retro, terdapat kepuasan sendiri ketika memiliki motor tersebut. Salah satu contohnya yaitu Farhan Zaidan, pemilik Honda Astrea Legenda 2, lansiran tahun 2003.
Baca juga: Restorasi Motor Bebek Retro 2-Tak Tak Sebanyak 4-Tak
Alasan Farhan untuk membeli Astrea Legenda adalah harga bekasnya yang masih murah. Selain itu, terdapat kenangan tersendiri mengenai Farhan dan Honda Legenda.
"Selain murah, ada kenangan tersendiri saya dengan Legenda, waktu saya belajar motor, saya menggunakan motor astrea legenda," ucap Farhan kepada Kompas.com belum lama ini.
Mesin Legenda yang dinilai kuat menjadi alasan lainnya ketika Farhan membeli motor tersebut. Karena digunakan sehari-hari, Farhan merasa puas dengan kehematan yang dimiliki motor tersebut.
"Sebelum beli sempet baca-baca dulu kalau mesin legenda itu kuat banget atau bandel dan buat harian juga hemat karena cuma 100cc mesinnya," kata Farhan.
Baca juga: Intip Modifikasi Thailook Honda ADV 150
Walaupun biaya restorasi dan beli sparepart lebih mahal dibanding harga motor bekasnya, Farhan lebih menikmati proses merestorasi ketimbang memikirkan berapa biaya yang sudah dia keluarkan.
"Karena emang udah hobi motor sih ya, bukan masalah buat ngebenerin dan ada keasyikkan tersendiri dalam setiap prosesnya,"tutup Farhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.