Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Kerja Sama Manufaktur, Korsel Bakal Guyur Rp 699 Miliar

Kompas.com - 16/12/2019, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Korea Selatan semakin menguatkan kerja sama di sektor manufaktur, terutama dalam kesiapan implementasi industri 4.0.

Hal ini diwujudkan melalui sinergi antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI dengan Dewan Riset Nasional (National Research Council/NRC) Korsel pada pertemuan 'The 1st Sub Joint Committee Meeting'.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto, mengatakan, dalam kegiatan itu terjadi pembicaraan mengenai program kerja sama lima tahun di mulai sejak 2020 mendatang.

"Mereka akan membantu Indonesia senilai 50 juta dolar AS (Rp 698,6 miliar) untuk penerapan industri 4.0," kata Harjanto dalam keterangan resmi, Minggu (15/12/2019).

Baca juga: Indonesia dan Jepang Perkuat Kerja Sama Kembangkan Kendaraan Listrik

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto di acara The 1st Sub Joint Committe Meeting. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto di acara The 1st Sub Joint Committe Meeting.

Adapun sektor manufaktur yang jadi prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0 ialah, industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronik.

Sebelumnya, Kemenperin dan NRC telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada 10 September 2018. Untuk mengimplementasikan isi kerja sama tersebut, kedua belah pihak sepakat menandatangani Technical Framework untuk Working Level yang bertugas mengidentifikasi serta menentukan program prioritas kerja sama.

“Misalnya, kerja sama tentang joint research, policy support to specific entities, pertukaran staf atau tenaga ahli, memperluas networking di kalangan expert dan profesional, serta capacity building untuk pemerintah dan dunia usaha,” ujar Harjanto.

Hasil dan tindak lanjut dalam pertemuan ini, lanjut dia, menghasilkan beberapa kegiatan prospektif yang akan dilaksanakan kedua belah pihak mulai 2020. Seperti, melakukan joint research terkait lima sektor industri prioritas pada Making Indonesia 4.0.

“Namun demikian, dalam joint research tersebut juga masih memungkinkan untuk membahas topik lainnya, antara lain restruksturisasi Global Value Chain (GVC), National Digital Infrastructure Development, dan Smart City,” katanya.

Baca juga: Kemenperin Ungkap Strategi Esemka Untuk Tingkatkan TKDN

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto dengan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin RI, Putu Juli Ardika di The 1st Sub Joint Committee Meeting, Jumat (13/12/2019). Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto dengan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin RI, Putu Juli Ardika di The 1st Sub Joint Committee Meeting, Jumat (13/12/2019).

Pada kesempatan serupa, Sekjen NRC Hong Keun Gil, menyatakan, Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor industri lantaran memiliki pasar yang besar dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa.

Ia menilai, Indonesia sudah memiliki komitmen dan kebijakan yang jelas terkait implementasi industri 4.0 yang dibuktikan dengan peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Kami ingin mendorong revolusi industri 4.0 ini dengan trasnformasi yang besar, dengan perubahan yang tak pernah kita hadapi sebelumnya. Terkait industri, kita akan lakukan kerja sama, melakukannya secara bersama-sama,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com