Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkendara Aman Bagi Lansia, Perhatikan Area Blind Spot

Kompas.com - 10/11/2019, 20:22 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak adanya batasan maksimal umur kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), membuat banyak pengendara berusia lanjut, alias lansia, masih aktif berada di balik kemudi.

Walau secara kondisi fisik terlihat masih bugar, tapi harus diakui kemampuan motorik dan panca indra pun sudah mulai menurun. Hal ini membuat tingkat risiko menjadi lebih besar.

Esaki Toshiya, selaku instruktur dari Japan Automobile Federatioan (JFA), mengingatkan para lansia yang masih aktif berkendara untuk selalu memperhatikan kondisi keselamatan. Terutama mengantisipasi titik blind spot.

Baca juga: Jurus Daihatsu Membina Lansia di Jepang Tetap Aktif Berkendara

"Paling utama menyadari kemampuan diri. Lalu paling penting lagi selalu memperhatikan kondisi sekitar, terutama titik blind spot di mobil, jangan hanya mengandalkan dari kaca spion saja," kata Toshiya kepada wartawan ketika bertemu di Jepang, beberapa waktu lalu.

Menurut Toshiya, kebanyakan para pengendara termasuk lansia, merasa sudah cukup untuk melihat kondisi di sekeliling hanya dari kaca spion saja. Padahal ada titik-titik tertentu yang tidak bisa dijangkau oleh cermin.

Area blind spotLeftlanenews Area blind spot

Contoh seperti titik atau lokasi di bagian bumper depan dan juga bagian belakang. Selain itu, juga bagian kiri dan kanan belakang ketika posisi serong yang sulit dideteksi dari kaca spion.

Kondisi ini perlu diwaspadai dengan cermat, apalagi umumnya kondisi indra penglihatan pada lansia sudah mulai menurun. Toshiya menyarankan agar tak segan untuk memastikan kondisi secara manual, yakni melihat sekitar sebelum mobil bergerak.

Baca juga: Pahami Bahaya Pecah Ban dan Kelelahan saat Berkendara

"Cek sekitar, boleh dengan cara membuka kaca dan menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan untuk lebih pasti lagi," kata Toshiya.

Sementara itu, untuk menjaga kondisi fisik para lansia yang masih gemar berkendara, Yuta Mori selaku terapis dari Mie Physical Therapy Association, menyarankan untuk rajin melakukan beberapa latihan terkait hal motorik.

Daihatsu latih para lansia berkendara aman di Jepang Daihatsu latih para lansia berkendara aman di Jepang

Bisa dengan senam, lalu ditambah gerakan khusus lain yang sifatnya tak beresiko. Contoh menambahkan pemberat pada pinggang, mengangkat satu kaki sampi menekuk berbentuk siku, dan melakukan peregangan otot untuk kebugaran.

"Untuk reflek bisa dengan cara melatih otak. Contoh sederhana bermain teka-teki, mengurutkan angka yang sebelumnya diacak dengan menggunakan batasan waktu, dan kegiatan sejenis lainnya," ucap Mori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau