Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Perketat Laju Ekspor Mobil Indonesia, Gaikindo Cari Alternatif

Kompas.com - 21/10/2019, 07:52 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vietnam tengah menyiapkan berbagai kebijakan untuk membatasi ekspor kendaraan bermotor secara utuh (completely built up/CBU) dari berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

Berdasarkan spekulasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), langkah strategis yang akan diterapkan Vietnam akan mengganggu lanju ekspor industri roda empat dalam negeri. Oleh sebab itu, baik pemerintah, produsen terkait, dan asosiasi harus segera merumuskan solusi.

Menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiharto, salah satunya adalah mencari negara tujuan ekspor lain. Sebagai informasi, Vietnam adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia setelah Filipina.

Baca juga: Berkat Perjanjian Perdagangan, Ekspor Otomotif Indonesia Meningkat

Jalanan sebuah kota di Vietnam didominasi kendaraan impor.phnompenhpost.com Jalanan sebuah kota di Vietnam didominasi kendaraan impor.

"Pemerintah Vietnam memang membuat beberapa peraturan yang mempersulit masuknya kendaraan bermotor CBU. Kita harus bersama prinsipal mencari negara-negara tujuan ekspor lain supaya performa ekspor Indonesia dapat terus meningkat," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Mencari negara tujuan ekspor lain sepertinya memang bisa membuka kesempatan lain untuk Indonesia saat ini, mengingat produk buatan anak bangsa sudah memiliki daya saing tinggi. Namun, upaya ini tidak semudah membalikan telapak tangan.

Baca juga: Vietnam Jegal Lagi Impor CBU, Pemerintah Kembali Lobi

Petugas memeriksa mobil Toyota Fortuner produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang akan diekspor melalui dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Petugas memeriksa mobil Toyota Fortuner produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang akan diekspor melalui dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Data Kementerian Perdagangan mencatat, hingga kini produk otomotif Indonesia telah dikirim ke 80 negara di mancanegara, mulai dari Asia, Afrika, Timur Tengah, hingga Amerika Latin.

"Valuasi terbesar memang masih dari ASEAN. Tapi melihat trennya sekarang, Timur Tengah mulai naik, lalu Cile, dan rencananya Australia juga bakal jadi target ekspor," kata Tenaga Ahli Bidang Perjanjian Internasional Kementerian Perdagangan Rico Nugrahatama beberapa waktu lalu.

"Ke depannya juga telah ada 11 perjanjian perdagangan yang berpeluang besar disetujui, dan 13 perjanjian dengan negara-negara di dunia yang masih dalam negosiasi," ujarnya.

Pabrik perakitan SGMW Motor Indonesia (Wuling Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat.Febri Ardani/KompasOtomotif Pabrik perakitan SGMW Motor Indonesia (Wuling Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga: Tahun Depan Vietnam Produksi Mitsubishi Xpander

Di samping itu, Gaikindo juga bertekad untuk meningkatkan ekspor mobil CBU hingga 25 persen (300.000 unit) pada akhir 2019. Optimisme ini pun disambut baik oleh pemerintah lewat rencana pelonggaran izin ekspor untuk menjaga stabilitas neraca perdagangan.

Kementerian Perdagangan juga dikabarkan bakal menyederhanakan izin ekspor melalui pengurangan laporan surveyor. Pada akhirnya, semua kebijakan tersebut bertuju untuk mengakselerasi prosedur transaksi barang ke luar negeri.

"Ekspor otomotif (roda empat) kita terus tumbuh. Selama 2018, sudah naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai pada semester I 2019, tumbuh hampir 20 persen. Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar 300.000 unit," kata Jongkie

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau