Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Sepeda dari Kacamata Penggiat Keselamatan Berkendara

Kompas.com - 16/10/2019, 10:45 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan jalur khusus bagi para pesepeda, mendapat respon positif dari sebagaian pengamat, termasuk juga dari kaca mata penggiat safety driving.

Salah satunya seperti yang diutarakan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

Menurut Jusri apa yang dibuat oleh pemerintah sebenarnya cukup baik karena mendorong kegiatan yang positif, terlebih menyangkut soal isu lingkungan hidup guna menekan polisi udara dari kendaraan bermotor.

Baca juga: Agar Tak Didenda Rp 500.000, Kenali Marka Jalur Sepeda di Jalan Raya

Namun Jusri menyarankan, akan lebih baik bila jalur sepeda di buat di atas trotoar dibandingkan mengambil akses bahu jalan raya. Hal ini lebih dikarenakan faktor keselamatan bagi para pesepeda.

Jalur sepeda di sepanjang jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Jalur sepeda di sepanjang jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019)

"Sangat positif sekali, tapi kalau boleh saran, rasanya tidak cukup bila jalur tersebut hanya diberikan marka saja mengingat itu berada di tepian atau bahu jalan yang langsung terkoneksi dengan segala bentuk kendaraan bermotor. Saya pikir itu akan sangat sulit untuk bisa steril," ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/10/2019).

Menurut Jusri, jalur sepeda yang berdampingan dengan akses utama jalan raya sangat riskan akan bahaya. Apalagi bila benar-benar tidak ada pembatas yang bersifat paten seperi barikade di jalaur Transjakarta.

Baca juga: Bulan Depan, Kendaraan Masuk Jalur Sepeda Kena Denda Rp 500.000

Belum lagi ditambah dengan kenyataan bila pengendara sepeda motor dan mobil di Jakarta, masih banyak yang belum sadar soal bagaimana berkendara yang baik, berempati antar sesama pengguna jalan, sampai masalah soal kedisiplinan.

Pengendara sepeda motor memasuki jalur sepeda di kawasan Kanal Banjir Timur, Jakarta, Senin (4/3/2013). Jalur yang seharusnya dikhususkan untuk pesepeda sepanjang 23,5 kilometer tersebut seringkali diserobot oleh pengendara motor.KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pengendara sepeda motor memasuki jalur sepeda di kawasan Kanal Banjir Timur, Jakarta, Senin (4/3/2013). Jalur yang seharusnya dikhususkan untuk pesepeda sepanjang 23,5 kilometer tersebut seringkali diserobot oleh pengendara motor.

"Kita berkaca dari adanya persimpangan, lampu merah, jalur busway, dan lain-lain. Titik-titik itu yang harusnya steril saja sejauh ini tidak bisa, masih banyak oknum-oknum yang tidak disiplin dengan melakukan aktivitas di jalur tersebut. Contoh masuk ke busway, atau angkot yang ngetem di lampu merah dan persimpangan, serta lainnya," ujar Jusri.

Baca juga: Angkot, dan Ojol yang Ngetem di Jalur Sepeda Kena Denda Rp 500.000

Kondisi tersebut, menurut Jusri harus dipertimbangkan, bukan hanya dari pemerintah saja namun juga masyarakat luas lainnya. Karena hal itu, Jusri menilai sisi keselamatan bagi para pesepeda bila jalurnya berada di tepian jalan akan sangat berisiko, terlebih bila saat kondisi lalu lintas padat.

Jalur sepeda di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, diserobot sepeda motor pada hari pertama uji coba fase satu jalur sepeda, Jumat (20/9/2019).KOMPAS.COM/NURSITA SARI Jalur sepeda di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, diserobot sepeda motor pada hari pertama uji coba fase satu jalur sepeda, Jumat (20/9/2019).

"Saat ini kan sedang banyak trotoar dibangun dan dilebarkan, akan lebih safety bila jalur sepeda itu di atas trotoar karena adanya batasan, tidak langsung bersinggungan dengan kendaraan bermotor lainnya," ujar Jusri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau