Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbanyak Rambu di Area Rawan Kecelakaan Tol Cipularang

Kompas.com - 03/09/2019, 20:40 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan akan mengajak pihak terkait, untuk duduk bersama dan membahas serta mengevaluasi semua masalah yang ada di ruas tol Cipularang.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, menjelaskan dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan evaluasi dengan Jasa Marga.

Selain itu juga dari pihak-pihak terkait seperti kepolisian, atas masalah di ruas jalan Tol Cipularang yang menjadi lokasi insiden tabrakan beruntun, pada Senin (2/9/2019) kemarin.

"Kita akan sharing agar kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi, nanti rencananya Jumat (6/9/2019) ini Kemenhub akan diakusi dengan Jasa Marga, Kepolisian setempat, dan Badan Pegelola Jalan Tol (BPJT)," jelas Budi.

"Artinya kita harus belajar dari kejadian yang ada," ujar Budi lagi kepada Kompas.com usai mengunjungi korban kecelakaan di RSU Dokter Ambdul Radjak, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Terlibat Kecelakaan Tol Cipularang, Hino Kirim Tim Investigasi

Budi menjelaskan area Tol Cipularang pada segmen Km 90 sampai Km 100 memang cukup rawan. Terutama pada jalur yang mengarah ke Jakarta dengan kondisi jalan yang menurun cukup panjang.

Salah satu yang akan disarankan adalah memperbanyak rambu-rambu terkait peringatan kecepatan. Selain itu juga dengan rangkaian atribut lainnya agar area tersebut juga tidak terlihat kosong.

"Kalau sampai kajian merubah struktur jalan itu seperti tidak mungkin, nantinya yang jadi usulan dari kami itu soal memperbanyak rambu-rambu lalu lintas. Lalu akan kita tambah dengan memperbanyak garis kejut juga di area-area yang menurun, karena di sana kan cukup panjang," ucap Budi.

Baca juga: Pengusaha Bus Tanggapi Kecelakaan di Tol Cipularang

Truk bermasalah

Evaluasi lebih lanjut juga akan dilakukan untuk sebagai upaya menekan kecelakaan lalu lintas di area tersebut. Termasuk masalah truk-truk yang berbeban berat dan membawa muatan berlebih.

Untuk menangani hal ini, Kemenhub akan mendorong BPJT agar mempercepat penanganan soal truk overdimensi dan overload. Karena memang sudah diwacanakan masalah tersebut bisa selesai pada 2021 nanti.

"Kita akan dorong BPJT juga untuk truk-truk ODOL agar tidak ada lagi, kemarin ditargetkan 2021 oleh pak Menteri, kita harapkan bisa lebih cepat lagi," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mestinya kecelakaan seperti ini bisa dihindari. hanya karena truk bermuatan lebih akhirnya sekian nyawa melayang. mungkin harus lebih banyak lagi ditekankan kepada para pengguna kendaraan untuk menggunakan kendaraan sesuai dengan spesifikasinya. #jernihberkomentar


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kapal Selam Wisata Tenggelam di Laut Merah, 6 Orang Tewas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau