Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Banyak Truk yang Perawatan Berkala di Bengkel Resmi

Kompas.com - 03/09/2019, 19:43 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKecelakaan maut pada hari Senin (2/9/2019) di ruas Tol Cipularang disinyalir terjadi karena truk pengangkut tanah yang terguling.

Tidak berselang lama setelahnya, sebuah truk yang tak dapat menghentikan lajunya turut menabrak truk yang tadi sudah terguling, dan diikuti banyak mobil lainnya.

Kobaran api seketika muncul pada beberapa kendaraan yang terdampak, fatalnya kejadian bahkan membuat sebuah mobil sampai terbang keluar jalur.

Sebanyak 21 kendaraan yang terlibat rusak berat. Jasa Marga, Kepolisian, dan beberapa pihak terkait, termasuk APM truk Hino ikut dalam gelar olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa (3/9/2019).

Lantas, apa sih penyebab kecelakaan yang terjadi sekitar jam 12.30 WIB itu? Prasetyo Adi Yudho, Product Division Head PT Hino Motor Sales Indonesia, mengaku belum dapat menyimpulkan hal tersebut.

“Kami belum bisa konfirmasi, tapi secara kasat mata itu kan truk tanah. Biasanya faktor pertama itu overload, apalagi faktor jalan menurun,” katanya.

Baca juga: Dokumen Uji Layak Truk Banyak Dipalsukan, Kemenhub Bikin Sistem Baru

Petugas mengevakuasi salah satu kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.ANTARA FOTO/MUHAMAD IBNU CHAZAR Petugas mengevakuasi salah satu kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.

Di samping itu, faktor perawatan kendaraan turut berperan dalam kecelakaan di Cipularang belum lama ini. Menurut Yudho, truk yang mengalami rem blong umumnya bermasalah pada sistem pengereman. Hal ini dapat terjadi karena abainya perawatan berkala.

“Kalau kami anjurannya perodic maintenance tiap 5.000 km, 10.000 km, dan seterusnya. Namun masih fifty-fifty lah [komposisi] yang melakukan perawatan berkala di bengkel resmi,” jelasnya saat ditanya Kompas.com.

Perawatan berkala ini termasuk pengecekam sistem rem, ketebalan kampas, filter udara, filter solar, lampu-lampu, ketebalan dan tekanan angin ban, hingga kekencangan baut di sekujur truk.

Yudho menambahkan, perawatan yang dilakukan bengkel resmi bahkan hampir sama dengan uji kir yang dilakukan Dinas Perhubungan.

Baca juga: Kecelakaan Cipularang, Pemerintah Harus Perhatikan Sopir Truk

Petugas mengevakuasi salah satu kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.ANTARA FOTO/MUHAMAD IBNU CHAZAR Petugas mengevakuasi salah satu kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.

“Harusnya kalau ada masalah dapat terpantau saat melakukan perawatan berkala. Akan tetapi pengusaha truk kadang punya bengkel rekanan sendiri, makanya di sini Hino tidak membantu,” jelasnya.

“Namun bengkel resmi kami selalu menawarkan servis kontrak yang menyambangi konsumen di manapun berada, ini sudah mulai banyak yang pakai,” tutup Yudho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau