TANGERANG, KOMPAS.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengaku akan mendukung program pemerintah untuk memperluas pemanfaatan minyak kelapa sawit kasar sebagai bahan bakar solar.
Hanya saja untuk B50 atau bahan bakar diesel dengan kombinasi 50 persen solar dan 50 persen biodiesel masih membutuhkan waktu. Sebagaimana dipaparkan Direktur Penjualan dan Pemasaran MMKSI Irwan Kuncoro di sela-sela test drive Mitsubishi Triton, Tangerang, Kamis (15/8/2019).
"Bertahap, karena dari sisi manufaktur juga harus melalui tahap-tahapan. Seperti saat ini B20, nanti B30 yang sedang dikaji di model Pajero Sport, sampai selanjutnya. Kita ingin melihat dahulu bagaimana hasil dari pengujian B30," kata Irwan.
"Maka masih butuh waktu (untuk menerapkan B50 ke atas," lanjutnya.
Baca juga: Mitsubishi Pajero Sport Uji Bahan Bakar Solar B30
Saat ini pihak MMKSI mengaku tidak kesulitan dalam menerapkan B20 di kendaraan dieselnya. Berdasarkan masukkan dari konsumen, belum ada keluhan yang signifikan seperti mengganggu performa kendaraan ataupun masalah di mesin.
"Sampai saat ini tidak ada masalah yang disebabkan biofuel di Pajero Sport atau Triton. Tidak tahu kalau B30 ke atas, kita lihat nanti hasil ujinya," ujar Irwan.
Sebelumnya, Head of Technical Service & CS Support Section MMKSI Irwansyah Siregar mengungkapkan bahwa penggunaan B20 di mobil masih membawa masalah khususnya apabila kendaraan lama tidak digunakan dan kondisi cuaca dingin. Masalahnya adalah adanya gel pada tangki.
Baca juga: Potensi Masalah Penggunaan Solar B50 di Indonesia
"Biasanya akan terjadi gel apabila kendaraan jarang digunakan dan domisilinya di area pegunungan yang ambient temperaturnya rendah. Mesin tidak masalah, hanya saja frekuensi interval penggantian fuel filter menjadi lebih sering," kata Irwansyah saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
"Mungkin cara mengatasinya dengan ditambah komponen fuel heater seperti mobil diesel yang dijual di empat musim. Namun terjadinya gel tidak bisa dihindari karena itu sudah sifat alamiah kandungan bio," lanjut Irwansyah.
Keluhan itu juga dirasa oleh beberapa pengusaha bus, seperti dikatakan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, belum lama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.