Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Celaka, Jangan Sepelekan Tekanan Udara Ban

Kompas.com - 03/06/2019, 08:42 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

CIKAMPEK, KOMPAS.com - Pentingnya pengecekan mobil bukan hanya terfokus pada kesiapan mesin saja, tapi juga beberapa komponen lainnya. Salah satu yang kerap terlupakan adalah kondisi tekanan udara pada ban kendaraan yang akan digunakan untuk mudik.

Kepala Bengkel Nasmoco Kaligawe Bayu Prasetya, mengingatkan, bila ban mobil memiliki peran yang tak bisa diremehkan, terutama ketika sedang menempuh perjalanan jauh seperti halnya mudik melintas Tol Trans Jawa.

"Beberapa waktu lalu cukup banyak kejadian kecelakaan yang didominasi pecah ban ketika lewat Trans Jawa, termasuk ruas Semarang-Solo ini. Rata-rata pecahnya karena tekanan udara yang tidak sesuai atau kurang," kata Bayu kepada Kompas.com di Semarang, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Rem Blong, Jangan Panik, Manfaatkan Jalur Penyelamatan

Bayu menjelaskan, ban yang kekurangan tekanan udara lebih mudah mengalami kerusakan seperti pecah. Potensi bahaya akan makin tinggi bila kejadian tersebut berlangsung di ruas tol karena laju kendaraan umumnya akan lebih cepat dibandingkan jalan arteri.

Ketika ban pecah dalam kecepatan mobil yang cukup tinggi, otomatis pengemudi akan sangat sulit mengendalikan kendaraan bahkan cenderung langsung kehilanggan kontrol yang membuat kecelakaan tak bisa dihindari.

Terlebih pada ruas tol yang tim Merapah Trans Jawa 4.0 temui, ternyata tak semuanya mulus. Masih ada beberapa ruas jalan yang sangat bergelombang dan membuat perjalanan tidak sepenuhnya nyaman.

Baca juga: Mudik Lewat Cipali-Brebes, Waspada Jalan Bergelombang

"Kejadian celaka karena ban pecah bukan satu atau dua kali, bahkan sampai ada yang meninggal dunia. Ini harus jadi perhatian, di jalan tol cenderung kecepatan tinggi, saat ban pecah pengendara bisa langsung hilang kendali karena mobil yang mendadak liar," ujar Bayu.

Menurut Bayu, saat beristirahat baiknya pengemudi menyempatkan waktu mengecek tekanan udara pada ban mobil. Dikhawatirkan akibat faktor suhu ada proses pemuaian yang bisa mengurangi tekanan.

Untuk permukaan ban mungkin bisa dipantau secara visual, tapi untuk masalah tekanan udara tidak bisa hanya mengandalkan perasaan atau visual saja. Pengemudi harus menggunakan alat pengukur agar memastikan tekanan sesuai yang dianjurkan.

"Patokannya itu bisa dilihat dari panel yang tertera di pintu mobil, biasanya di pintu pengendara. Sesuaikan saja karena itu sudah anjuran pabrikan, paling baik tidak kelebihan apalagi sampai kurang," kata Bayu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau