Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cairan Penambal Ban Ternyata Tidak Direkomendasikan

Kompas.com - 13/04/2019, 08:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban tubeless banyak dipakai pengguna motor karena tidak mudah bocor. Untuk menjaganya semakin tidak mudah bocor, beberapa perusahaan mengeluarkan cairan penambal ban atau tire sealant.

Cairan penambal ban ini akan berubah sifat menjadi elastis yang pekat ketika mendapat tekanan. Ketika cairan ini merembes di lubang yang bocor, cairan yang berubah sifatnya tadi akan menutupi lubang tersebut.

Baca juga: Risiko Tambal Ban Tubeless secara Berulang-ulang

Banyak yang menggunakan cairan ini sebagai alternatif yang praktis ketimbang harus menambal ban. Namun, sebenarnya penggunaan cairan penambal ban ini tidak tepat jika digunakan pada motor harian.

Jimmy Handoyo, Technical Service & Development Dept. Head PT Suryaraya Rubberindo Industries selaku produsen ban FDR, mengatakan, metode penambalan manual merupakan solusi paling tepat ketika ban terjadi kebocoran.

"Kita tidak pernah merekomendasikan untuk menggunakan cairan penambal ban, karena dari segi senyawanya juga berbeda. Ke ban mungkin enggak masalah, tapi bisa saja peleknya yang jadi korban. Nanti imbasnya akan ke ban juga," ucap Jimmy kepada Kompas.com (12/4/2019).

Baca juga: Pemakaian Tepat Ban "Tubeless" Sepeda Motor

Selain itu, kata Jimmy, cairan penambal ban juga bisa membuat pentil menjadi tersumbat. Sehingga akan sulit diisi angin ketika tekanan ban berkurang.

Ucok Marbun, dari Vidici Tire Shop di Depok mengatakan, cairan penambal ban tidak perlu dipakai jika motor digunakan untuk harian. Pasalnya, ban tubeless juga mampu menahan ban tidak langsung kempis, hingga kita punya waktu untuk tetap berkendara sampai ke tukang tambal ban terdekat.

"Pernah ada kasus, di mana motor konsumen ada yang menggunakan cairan penambal ban, tapi dibiarkan hingga setahun lebih. Ketika ban dibuka, bibir pelek sudah karatan. Ini yang membuat ban motornya sering kali kempis," kata Ucok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com