Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Kerap "Menembak" Habis Ganti Knalpot, Ini Solusinya

Kompas.com - 28/10/2018, 08:22 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mengganti knalpot bawaan pabrik dengan produk aftermarket, kerap dilakukan para pemilik motor sport. Namun, perilaku ini beberapa mungkin tak berjalan mulus dan menyebabkan knalpot justru meletup, mengeluarkan ledakan kecil.

Situasi ini sudah pasti membuat berkendara tak nyaman, bisa saja mesin menjadi rusak jika didiamkan seperti itu dalam waktu lama.

“Penyebab bisa nembak, asupan BBM-nya kurang, karena pembuangannya jadi lebih besar.  Jadi harus disetel ulang konsumsi BBM-nya,” ujar Kang Toni pemilik bengkel T2M kepada KOMPAS.com, Sabtu (27/10/2018).

Buat mengatasinya, kata Toni, ada beberapa solusi bisa dilakukan mulai dari penambahan piggyback atau bahkan penggantian ECU. Namun ada juga yang hanya perlu melakukan penyetelan secara sederhana.

Baca juga: Tips Jaga Rem Mobil Supaya Lebih Awet

Bengkel T2M yang berlokasi di Jalan Bambu Asri Nomor B4 Pondok Bambu Jakarta TImur.Ghulam/Otomania Bengkel T2M yang berlokasi di Jalan Bambu Asri Nomor B4 Pondok Bambu Jakarta TImur.

“Bisa tambahkan piggyback, mengganti ECU, dan juga bisa setting throttle position sensor (TPS) untuk Kawasaki Ninja. Namun buat produk Honda dan Yamaha tidak bisa, mau tidak mau harus piggyback,” kata Toni.

Cara selanjutnya untuk mengatasi gejala knalpot menembak, paling sederhana, yaitu menutup Air Induction System (AIS) pada motor. Ini disebut jadi cara yang paling umum dan ringan, selain pemasangan piggyback atau penggantian ECU.

“Harga untuk melakukan penyetelan TPS biasanya Rp 100.000, sedangkan bila ingin membeli piggyback harganya beragam, mulai dari Rp 750.000 buat yang paling murah, sementara untuk power commander bisa sampai Rp 5,8 juta," kata Toni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com