JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas otomotif, baik roda dua maupun roda empat seringkali meminta pengawalan polisi saat mengadakan
konvoi. Namun hal tersebut tak mau diikuti
Jakarta Morris Club (JMC).
Ketua JMC Uut Ananta menyatakan komunitasnya tak pernah sama sekali meminta jasa pengawalan polisi. Sebab hal tersebut dianggap tak perlu dilakukan jika konvoi bisa tertib dan mengikuti aturan.
"Kita selalu jalan pelan-pelan dan mengikuti aturan. Sehingga tidak perlu minta dispensasi," kata Uut saat ditemui di sela-sela peringatan HUT ke-25 JMC di TMII, Jakarta Timur, Minggu (16/9/2018).
Kompas.com/Alsadad Rudi Deretan mobil Mini Cooper dari berbagai jenis yang berkumpul untuk merayakan hari jadi ke-25 Jakarta Morris Club (JMC) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (16/9/2018) pagi.
Guna mencegah padatnya jalan, Uut menyebut komunitasnya biasanya membagi peserta konvoi menjadi beberapa kelompok. Seperti saat turing ke Yogyakarta beberapa waktu lalu, Uut menyebut ada 30 mobil yang ikut dalam rombongan.
"Tapi dari 30, kita bagi menjadi 10-10. Supaya lebih mudah," ujar Uut.
Pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah mengatakan, meminta bantuan pengawalan polisi saat konvoi tidak salah. Namun sepanjang tidak mendesak dan dalam kondisi darurat, rombongan konvoi seharusnya tidak perlu meminta untuk diprioritaskan di jalan raya.
Sebab mobil-mobil anggota komunitas bukanlah kendaraan untuk pelayanan masyarakat seperti halnya ambulans ataupun pemadam kebakaran.
JMC Mobil-mobil Mini klasik para anggota Jakarta Morris Club (JMC) singgah di Yogyakarta dalam rangkaian touring JMC 2018 pada 17-20 Agustus 2018.
Demi menghindari konvoi yang terlalu panjang, Jusri menyarankan untuk membagi iring-iringan ke dalam beberapa kelompok. Untuk mobil, Jusri menilai tiap rombongan idealnya hanya terdiri atas 6-8 mobil. Bisa saja dilebihkan sepanjang tidak melebihi 10 mobil.
Sedangkan untuk sepeda motor, tiap rombongan sebaiknya hanya terdiri atas maksimal 12 motor. Hal itu mengacu pada ketentuan yang disarankan Motorcycle Safety Foundation.
Adapun jarak interval masing-masing rombongan adalah tiap 10 menit. Jika nantinya di tengah perjalanan, anggota terdepan rombongan belakang bertemu dengan buntut rombongan di depan, rombongan belakang harus berhenti.
Baca juga: Kalau Biker Harley-Davidson Langgar Aturan Lalu Lintas, Viralkan!
"Kapten rombongannya harus menginstruksikan anggotanya untuk mencari tempat pemberhentian sambil menunggu rombongan depan menjauh," kata Jusri kepada Kompas.com, Selasa (14/8/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.