Kawasaki KLX Tracker, Pakai Pelek Avanza

DENPASAR, KOMPAS.com - Kawasaki KLX 150 adalah sepeda motor yang mengusung gaya trail murni. Dalam kondisi standar, KLX menggunakan kaki-kaki yang ramping.

Namun apa jadinya jika KLX diubah menjadi bergaya tracker yang terkenal dengan kaki-kaki yang kekar. Hal itulah yang ditunjukan bengkel modifikasi Doglit Motor Custom, Denpasar.

Belum lama ini, Doglit mengubah sebuah KLX menjadi bergaya tracker. Ubahan ini membuat motor terlihat lebih kekar dari kondisi standar.

Baca juga: Bosan Model Chopper, Jokowi Pesan Motor Tracker

Doglit Motor Custom Ubahan Kawasaki KLX 150 bergaya tracker garapan bengkel Doglit Motor Custom, Denpasar.

Pasalnya, sektor kaki-kaki dari depan sampai ke belakang menggunakan part yang berukuran lebih besar dari part standar, dari mulai suspensi depan, swing arm, hingga roda depan dan belakang, meliputi ban dan pelek.

"Pelek belakangnya bahkan pakai punya Avanza yang dicustom," kata pemilik bengkel Doglit Motor Custom, Made Sutama kepada Kompas.com, Rabu (12/9/2018).

Untuk ubahan secara rinci, Sutama mengatakan pada bagian depan, pihaknya mengganti suspensi asli KLX dengan milik Yamaha Scorpio. Sementara itu, swing arm diganti dengan produk custom yang memiliki lebar 30 centimeter.

Baca juga: BMW G310 Flat Tracker Berbungkus Karbon

Doglit Motor Custom Ubahan Kawasaki KLX 150 bergaya tracker garapan bengkel Doglit Motor Custom, Denpasar.

Untuk bagian roda, bengkel Doglit memasang pelek TK Japan ukuran 3.00-18 di depan, dan pelek eks-Toyota Avanza ukuran 5.00-14 di belakang. Pelek kemudian dibungkus dengan ban Shinko ukuran 130-80/18 di depan dan 180-80/14 di belakang.

Agar lebih mencitrakan motor bergaya tracker, lampu utama diganti dengan lampu model bulat buatan Daymaker. Sedangkan setang dengan model fatbar merek protaper.

Sebagai pelengkap, Doglit juga mengganti jok standar dengan jok custom. Selain itu, dipasang pula sidebag berbahan kulit di bagian samping belakang.

Baca juga: Kawasaki Pamerkan W175 Bergaya Flat Tracker

"Kalau untuk biaya, jika ditotal sekitar Rp 17 jutaan," pungkas Sutama.