JAKARTA, KOMPAS.com – Penempatan posisi harga di atas pesaingnya, seperti Mazda CX-3 dan Honda HR-V 1.8L, mengurai pendapat banderol C-HR kemahalan.
Ditanyai soal hal itu, pada Kamis (3/5/2018), Wakil Presiden Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto, menanggapinya dengan mengatakan harga C-HR sudah “value for money”.
C-HR impor Thailand yang meluncur pada 10 April lalu dijual hanya satu varian di Indonesia, bermesin 1.8L dengan harga Rp 488,5 juta untuk tipe warna single tone dan Rp 490 juta buat two tone. C-HR lebih mahal dari CX-3 Rp 389 juta – Rp 438 juta dan HR-V 1.8L Rp 378,5 juta – Rp 404,5 juta.
Baca juga : Simak Harga C-HR di Negara Lain, Memang Lebih Mahal
Lima hari setelah peluncuran, Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengatakan salah satu faktor yang bikin C-HR mahal adalah platform TNGA (Toyota New Global Architecture). C-HR merupakan produk pertama TNGA yang meluncur di Indonesia.
Buat konsumen TNGA menawarkan banyak hal, terutama dari kenyamanan berkendara dan performa. Selain itu, TNGA juga punya standar keselamatan dan keamanan lebih tinggi dibanding platform Toyota lainnya.
Baca juga : C-HR Mahal karena TNGA
“Kalau kami sih selalu melihat paket dari satu kendaraan secara total, kami merasa harga C-HR itu masih dalam jarak yang kami sebut value for money,” kata Henry di hadapan wartawan.
Banderol dirasa kemahalan juga seakan ditepis hasil Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) C-HR yang didapat TAM selama sebulan. Termasuk pemesanan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, TAM mengumpulkan 126 SPK. Hasil itu sudah sesuai target TAM, C-HR laku 100 – 140 unit per bulan.
“Kalau kita lihat respons sampai hari ini memang itu sesuai dengan apa yang kami rencanakan. Kalau kami melihat itu masih cukup baiklah,” ujar Henry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.