Jakarta, KompasOtomotif – Pasar otomotif roda empat di Indonesia sampai detik ini, masih didominasi oleh merek berdarah Jepang. Dari data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), Nippon berhasil mengusai 98,31 persen atau 977,627 unit.
Memang, angka tersebut jadi pilihan konsumen Indonesia yang sudah percaya lebih dan masuk zona nyaman. Bukan tanpa usaha, “Geng Jepang” sudah mengakar juga di dalam negeri, dengan segala penopangnya, mulai dari pabrik, dealer, kepercayaan, dan harga.
Namun, ini bukan berarti kalau merek mobil non-Jepang tak berkualitas dan tak pantas dibeli. Hanya saja belum ada yang nekat mendobrak ideologi konsumen dalam negeri, dan menantang langsung si Jepang.
Urutan kedua setelah Jepang ada merek-merek yang berasal dari Eropa dan Amerika, di mana rata-rata menawarkan mobil berkelas di level atas. Segmen yang disasar kebanyakan orang-orang berduit sehingga produknya tak layaknya “kacang goreng”. Kontribusi gabungan 0,97 persen periode Januari-November 2017.
Baca juga : Reaksi Toyota Innova Punya Rival dari China
Gerilya Pasukan China
Kemudian di posisi ketiga saat ini ada merek asal China dengan kontribusi 0,42 persen. Ini merupakan fenomena yang menarik, di mana ada pertumbuhan wholesales yang signifikan dibanding tahun lalu mencapai 5.121,25 persen.
Angka tersebut menggeser merek asal Korea Selatan, India dan Malaysia yang sudah eksis lama di pasar dalam negeri. Pasukan China, yang sebelumnya hanya diisi oleh Geely yang mati suri dan Faw yang bermain di segmen komersial, kedatangan pasukan baru Wuling dan Sokon.
Sementara tiga kelompok terakhir ada merek Korea Selatan yang total wholesales-nya harus turun 19,28 persen (2.010 unit), diikuti oleh kelompok India yang masih growth positif 10,94 persen (994 unit). Sementara di urutuan buncit ada Malaysia yang harus berdarah-darah lantaran anjlok 97,96 persen (12 unit).