Detroit, KompasOtomotif - Lembaga Keselamatan Jalan Raya dan Lalu Lintas Amerika Serikat (NHTSA) mengusulkan penggunaan perekam data kejadian (event data recorders: EDR) atau di dunia penerbangan dikenal dengan julukan black box pada semua kendaraan ringan yang dijual di negara tersebut. Usulan ini sudah diterima dan dipelajari oleh Gedung Putih (pemerintah pusat AS), kemarin (6/12/2012).
NHTSA memprediksi, dari total penjualan mobil 15,5 juta unit per tahun, dibutuhkan investasi sampai 24,4 juta dollar AS (Rp 234,4 miliar) untuk melengkapi setiap kendaraan dengan black box. Ditambahkan, hampir seluruh merek mobil yang dijual di AS sudah memiliki teknologi ini, khususnya General Motors, Ford, Toyota dan Mazda.
Kontra
Kendati demikian, usulan ini mendapat penolakan dari Asosiasi Industri Otomotif AS (AAM) dengan anggota GM, Ford, Chrysler, Toyota, Volkswagen, Mercedes-Benz dan enam merek lainnya. Mereka meminta pemerintah untuk menimbang kembali usulan tersebut.
"Alat perekam memang bisa membantu kerja teknisi kami, namun privasi pemilik mobil tetap dijaga. Setiap merek tidak bisa mengakses black box tanpa ijin konsumen. Langkah pemerintah memasang alat itu juga wajib untuk memenuhi hak-hak perlindungan privasi konsumen," beber juru bicara AAM, Gloria Bergquist dilansir Autonews (7/12/2012).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.