Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Sering Ragu Saat Mengemudi?

Kompas.com - 28/06/2010, 12:38 WIB

KOMPAS.com - Musim liburan ini pasti sudah banyak agenda liburan yang dirancang bersama keluarga. Namun, kadang suami masih harus ke kantor, alhasil, Andalah yang harus mengantar anak-anak bepergian. Sudah makin banyak wanita yang mengendarai kendaraan, baik roda 2, maupun roda 4. Tetapi, tahukah Anda, bahwa catatan Ditlantas mengatakan bahwa angka pelanggaran lalu lintas pada tahun 2009 mencapai angka 737.426, dan kecelakaan mencapai angka 7.329, sementara jumlah korban (luka ringan, luka berat, dan meninggal) mencapai 9.625 orang. Apa yang menyebabkan hal tersebut, dan apa yang bisa dilakukan untuk menguranginya?

Menurut Komisaris Polisi Warsinem dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada acara Coaching Clinic "Aman Berkendara Bersama Anak" yang digelar oleh Honda dan KidZania beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa ada 3 faktor penyebab kecelakaan. Pertama, adalah faktor kendaraan, yang bisa diakibatkan oleh; rem blong, ban, kemudi, dan lampu-lampu. Kedua, faktor manusia, yang terjadi akibat lengah, mengantuk, mabuk, lelah, tidak terampil, tidak tertib, dan pemakaian ponsel saat berkendara. Ketiga, karena faktor jalan dan alam. Dari ketiga faktor tersebut, angka tertinggi terdapat pada kelalaian manusia.

Padahal, sebenarnya faktor-faktor akibat manusia itu bisa ditekan dan angka tadi bisa dikurangi. Warsinem menekankan, bahwa untuk bisa berkendara dengan aman diperlukan ketelitian sejak sebelum keberangkatan hingga seusai perjalanan. Sebelum keberangkatan, yang patut Anda perhatikan antara lain;
1. Siapkan fisik. Pastikan Anda cukup sehat dan bisa menggunakan fisik dengan gesit, serta mampu berkonsentrasi penuh.
2. Siapkan surat-surat. Cek kembali SIM dan STNK agar berada di dekat Anda saat di mobil. Jangan sampai terselip atau tertinggal sehingga menyulitkan Anda saat ada pemeriksaan.
3. Siap kendaraan. Apakah kendaraan Anda laik jalan? Cek semua komponen yang diperlukan untuk perjalanan yang aman dan bebas masalah.
4. Siap keselamatan. Seat belt dan penggunaan helm SNI. Untuk yang membawa anak di dalam mobil, pastikan anaknya pun terlindungi dengan alat keselamatan. Jika menggunakan car seat untuk balita, dan ditaruh di kursi penumpang bagian depan, pastikan si kecil menghadap ke punggung bangku mobil, jangan menghadap jendela depan mobil. Hal ini untuk mencegah anak tercekik air bag ketika terjadi benturan mendadak. Namun, akan lebih baik jika car seat ditaruh di kursi penumpang bagian belakang dan masih bisa dilirik si ibu lewat spion tengah.
5. Siapkan perlengkapan lain yang diperlukan.

Menurut Warsinem, dalam Undang-undang, diatur dengan jelas mengenai persyaratan teknis saat berkendara, yakni,
1. Mengenai persyaratan teknis, contoh lampu sein, yang merupakan alat komunikasi kendaraan. Seringkali perpindahan jalur mendadak menyebabkan kecelakaan. Jangan lupa untuk memerhatikan wilayah sekitar sebelum berbelok atau pindah jalur.

2. Tata cara berlalu lintas penting untuk diketahui. Banyak kali orang menganggap bahwa karena sanksi atas pelanggaran bisa terbayar dengan sekian rupiah, maka tak masalah untuk melakukan pelanggaran. Namun, padahal mencoba nekat melakukan pelanggaran justru bisa menimbulkan potensi mencelakakan diri dan orang lain.

Penyebab kecelakaan yang paling sering antara lain;
a. Terburu-buru. Karena mengejar waktu yang mepet, kita tak sadar emosi pengemudi ikut terpengaruh dan membuat perilaku mengemudi jadi kurang perhitungan matang. Mungkin terlihat sepele, namun, hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku berkendara di jalan raya.

b. Penguasaan kendaraan. Saat mengemudi, orang yang paling mengetahui kondisi diri dan kendaraan adalah diri sendiri. Misal; saat memasuki lahan parkir yang berada di lantai atas, sehingga harus melewati jalan yang spiral, kadang sulit untuk dilakukan. Saat mencoba memasuki parkiran yang sempit atau sempat terlintas ketidakpercayaan diri dengan rute yang akan dilewati, sebaiknya berpikir ulang untuk melakukan hal ini.

c. Kondisi tubuh pun sangat berpengaruh. Saat kelelahan, kadang pikiran bisa blank. Meski sedetik, saat pikiran "hilang", bisa berpotensi sebabkan kecelakaan. Lebih baik, saat harus melanjutkan perjalanan, tinggalkan dulu kendaraan di tempat aman, atau di parkiran yang aman, lalu lanjutkan dengan kendaraan lain (taksi, atau lainnya).

d. Gerakan ragu-ragu. "Nah, ini dia kebiasaan utama para wanita saat menyetir. Kadang, kita suka ragu untuk belok, atau lebih parah, tiba-tiba berbelok keluar dari barisan, bahkan menghalang arus yang berlawanan. Seringnya di dekat pintu tol. Kadang, ada yang sedang asyik mengobrol di dalam mobil, tidak sadar bahwa pintu tol sedikit terlewat, lalu tiba-tiba pindah jalur. Hal-hal semacam ini bisa menyebabakn tabrakan beruntun. Lebih baik lewatkan saja pintu tolnya, lalu keluar di pintu berikut, lalu putar balik," ujar Warsinem gemas.

Selain itu, Warsinem menyarankan pula agar ketika berkendara bersama anak-anak, agar mengajarkan mereka untuk tidak melakukan gerakan-gerakan atau suara yang bisa mengganggu konsentrasi Anda yang menyetir. Sebaiknya pun, yang membuka dan menutup pintu untuk anak adalah orangtuanya. Ajarkan pula agar anak tidak menjauh dari mobil mendadak (lari). Salah satu penyebab kecelakaan adalah karena anak tiba-tiba lari dan tidak melihat ada kendaraan dari arah yang tak dilihatnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau