JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah resmi diluncurkan belum lama ini, redaksi Kompas.com akhirnya berkesempatan menjajal Jetour Dashing dalam acara bertajuk "The Dashing Experience".
Acara ini dihadirkan khusus untuk media, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk merasakan langsung kehebatan Jetour Dashing dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta.
Sebanyak lima unit Jetour Dashing siap mengarungi rute yang menghubungkan Bandung menuju Jakarta, dengan jalanan yang lebih berkontur dan basah akibat hujan.
Baca juga: U-Winfly Luncurkan Motor Listrik Terbaru, Jarak Tempuh Tembus 120 Km
Meskipun cuaca kurang bersahabat, performa mobil tetap memberikan kenyamanan dan rasa aman selama perjalanan.
Jetour Dashing dibekali dengan mesin 1.5 Turbo dan transmisi 6-percepatan DCT (Dual Clutch Transmission), yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 156 PS atau setara 154 Tk dan torsi 230 Nm.
Performa mesin bisa dibilang selalu bisa memenuhi keinginan pengemudi dengan baik. Satu keunikan datang dari sektor transmisi, yang punya karakter berbeda dengan transmisi AT konvensional ataupun CVT.
Baca juga: Menu Perawatan Mobil Usia 5 Tahun Lebih, Tak Cuma Ganti Oli Mesin
Dengan transmisi dual clutch, perpindahan gigi Jetour Dashing terasa sangat lembut dan mulus. Bahkan hampir tak terasa saat berpindah dari posisi gigi 1 ke gigi 2.
Transmisi cekatan ini juga memengaruhi tes akselerasi Jetour Dashing yang cukup bertenaga. Berdasarkan pengujian internal, mobil ini meraih waktu 10,5 detik untuk figur 0-100 Kpj.
Namun demikian, transmisi kopling ganda pada mobil ini juga punya kekurangan. Terutama saat dibawa di kondisi macet yang lebih banyak stop and go, mobil akan terasa tersentak di kecepatan rendah.
Baca juga: Hasil FP1 MotoGP Thailand: Marc Marquez Paling Kencang
Apalagi saat mobil baru mulai jalan, injakan pedal gas harus agak dalam supaya mobil dapat melaju normal. Meski begitu, kekurangan tersebut sebetulnya masuk ke dalam ciri khas atau karakter transmisi dual clutch.
Selain berkeliling Kota Bandung, rombongan turut merasakan sensasi perjalanan luar kota dengan Jetour Dashing.
Rute Tol layang MBZ yang bergelombang menuju Jakarta dari Bandung, rupanya menjadi tantangan tersendiri untuk menguji performa suspensi Jetour Dashing.
Baca juga: Denza D9 Resmi Jadi Taksi Bluebird
Meskipun jalanan tidak mulus, suspensi independen yang diterapkan di keempat roda mobil ini berhasil meredam guncangan dengan baik.
Bicara soal suspensi, bantingan mobil ini masih nyaman buat pemakaian sehari-hari. Saat melibas speed trap atau polisi tidur di perumahan terasa empuk di bangku depan, namun di belakang memang agak kaku.
Secara umum, karakter suspensi Jetour Dashing berada di tengah-tengah. Tidak keras, namun juga tidak empuk.
Baca juga: Hitung Biaya Kepemilikan Hyundai Kona Electric Selama 5 Tahun
Beralih ke posisi berkendara, di mana Jetour Dashing terasa cukup ergonomis. Posisi setir dan duduk bisa diatur sangat fleksibel. Secara umum, posisi duduk terasa agak rendah.
Kondisi ini membuat visibilitas ke depan agak terbatas. Ditambah bentuk kap mesin yang memiliki kontur. Membuat jarak antara pengemudi ke ujung kap mesin terasa jauh.
Namun posisi duduk pengemudi yang kurang sesuai dapat diatasi langsung dengan pengaturan jok elektrik dari tombol di sisi kursi.
Baca juga: Air ev Mendominasi SPK Wuling di IIMS 2025
Lain halnya dengan posisi jok belakang yang agak rendah. Kondisi ini lagi-lagi bikin beberapa penumpang, khususnya yang punya tinggi di bawah 165 Cm terasa kurang nyaman.
Untung ruang kabin memiliki dimensi yang cukup luas, dan material jok juga cukup empuk. Ditambah atap panoramic yang bisa diatur melalui voice command, jadi salah satu keunggulan Jetour Dashing dibandingkan kompetitornya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.