Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tergiur Tarif Murah Saat Sewa Bus Pariwisata

Kompas.com - 10/01/2025, 19:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memilih bus pariwisata yang aman dan memenuhi standar keselamatan memang membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan memilih bus dari Perusahaan Otobus (PO) yang tidak jelas reputasinya.

Harga murah di awal tidak menjamin keamanan dan justru dapat berujung pada biaya yang jauh lebih besar jika terjadi kecelakaan.

Training Director & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menekankan bahwa keselamatan memiliki nilai yang sangat tinggi.

Baca juga: Cegah Rem Bus Blong, Begini Prosedur Bus Melewati Jalan Menurun

Kecelakaan bus pariwisata Sakhindra Trans melibatkan beberapa kendaraan terjadi di depan Batu Town Square (Batos) Kota Batu, Rabu (8/1/2025) malam. Kecelakaan maut di Kota Batu ini diduga akibat rem blong. 

TribunJatim.com/Ipunk Purwanto Kecelakaan bus pariwisata Sakhindra Trans melibatkan beberapa kendaraan terjadi di depan Batu Town Square (Batos) Kota Batu, Rabu (8/1/2025) malam. Kecelakaan maut di Kota Batu ini diduga akibat rem blong.

Biaya yang dikeluarkan untuk memastikan keselamatan jauh lebih kecil dibandingkan kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan.

"Banyak yang masih pilih operator murah, tapi kalau kecelakaan kan fatal," kata Jusri kepada Kompas.com, Jumat (10/1/2025).

Jusri mencontohkan kejadian kecelakaan bus pariwisata di Kota Batu, Malang, beberapa waktu lalu.

Meskipun seluruh penumpang selamat, perjalanan mereka terganggu dan harus menyewa bus pengganti karena unit yang terlibat kecelakaan disita sebagai barang bukti.

Baca juga: Tarif Resmi Pajak Progresif Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah


"Bus dan sopir di tahan, otomatis harus sewa bus lagi, ongkos jadi double. Kalau dikonversi ke biaya, jauh lebih tinggi daripada saat awal sewa unit yang lebih terpercaya," kata Jusri.

Konsep memprioritaskan keselamatan masih belum sepenuhnya dipahami oleh para pengguna bus pariwisata di Indonesia. Mereka cenderung lebih fokus pada biaya yang murah, sementara keselamatan seringkali diabaikan.

"Di Indonesia enggak ada sanksi moral untuk bus yang sering alami kecelakaan. Pemerintah juga tidak aktif memilah bus dengan catatan kecelakaan yang banyak," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau