Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IKM Jadi Pilar Utama Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Nasional

Kompas.com - 11/12/2024, 12:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri kecil dan menengah (IKM) semakin menunjukkan peran pentingnya dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, menciptakan solusi transportasi ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyebut IKM telah menjadi aktor utama dalam memproduksi kendaraan listrik yang inovatif seraya fungsional, khususnya dalam mendukung kebutuhan bisnis kecil hingga menengah.

“Produk-produk seperti Bakso Bike dan Starling Bike merupakan hasil dari pendampingan yang dilakukan Kementerian Perindustrian terhadap IKM alat angkut di NTB. Kendaraan ini dirancang untuk mendukung sektor niaga dengan harga yang terjangkau,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12/2024).

Baca juga: SPKLU Dipastikan Tersedia di Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera Saat Libur Nataru 2024/2025

Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik. SHUTTERSTOCK/HALFPOINT Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.

Bakso Bike dan Starling Bike adalah dua prototipe kendaraan listrik niaga yang diperkenalkan pada kegiatan Pendampingan Pengembangan Prototipe Kendaraan Listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bakso Bike, dengan kisaran harga Rp 20 jutaan, dirancang untuk mendukung usaha makanan keliling, sedangkan Starling Bike, dengan harga Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, lebih sesuai untuk usaha kecil lainnya, seperti penjualan kopi atau jajanan keliling.

Proses pengembangan kendaraan listrik ini melibatkan kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB, PT Eran Teknikatama sebagai pemasok komponen utama, serta IKM lokal seperti R-One Rev dan Le-Bui dari Mataram, Mori Taho Bike dari Dompu, Fi-Bike dari Bima, dan NgebUTS dari Sumbawa.

“Kami memaksimalkan peran IKM dalam seluruh tahap produksi, mulai dari pengadaan komponen seperti motor listrik dan baterai hingga perakitan dan finishing," kata Reni.

Baca juga: Cara Berkendara Mobil Manual di Jalan Macet agar Enggak Cepat Rusak

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

"Kendaraan listrik ini juga dilengkapi teknologi terkini dengan sistem semi-portabel untuk meningkatkan fleksibilitas penggunaannya,” tambahnya.

Pendampingan yang berlangsung selama tiga bulan, dari Agustus hingga November 2024, tidak hanya fokus pada aspek teknis tetapi juga pada pengembangan desain kendaraan niaga yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza pun memberikan apresiasi atas hasil karya anak bangsa ini. Sebab kendaraan listrik niaga seperti ini memiliki potensi besar untuk mendukung sektor usaha kecil, mulai dari pengiriman barang hingga penjualan makanan dan minuman keliling.

“Kami mendorong IKM untuk terus mengembangkan kendaraan listrik yang relevan dengan kebutuhan pasar dan mendukung berbagai sektor usaha,” tambahnya.

Baca juga: Bos Ducati Justru Gusar jika Terlalu Mendominasi MotoGP

Dengan spesifikasi unggulan, seperti kecepatan rata-rata 40 kpj dan dayatahan baterai yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar, kendaraan listrik niaga hasil karya IKM ini diharapkan dapat diproduksi secara massal.

Reni berharap inovasi ini segera dilengkapi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sehingga dapat masuk ke e-katalog.

“Kami optimis, kendaraan listrik niaga yang dikembangkan IKM akan menjadi salah satu solusi utama dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis keberlanjutan,” pungkas Reni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau