Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periklindo Tolak Tegas Rencana LCGC Hybrid

Kompas.com - 25/11/2024, 20:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) sedang mengkaji penerapan teknologi hybrid pada mobil murah atau Low Cost Green Car atau LCGC.

Hal tersebut diungkap, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo dalam diskusi Pilar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Industri Otomotif Harus Bangkit, Kamis (21/11/2024).

Baca juga: Lebih Murah, Segini Tarif Charger Mobil Listrik di Rumah

Pemerintah ingin agar mobil LCGC tidak hanya memenuhi standar efisiensi minimal 1:20 Km per liter, tetapi mampu mengusung teknologi elektrifikasi sehingga menjangkau ke pasar lebih luas. 

Honda Brio SatyaHPM Honda Brio Satya

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Tenggono Chuandra Phoa, mengatakan, rencana tersebut tidak sesuai dengan semangat memperbanyak pemakaian mobil listrik.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia menetapkan target yang ambisius untuk penerapan kendaraan listrik, yaitu memiliki 2 juta unit mobil listrik pada 2030. Kemudian target Net Zero Emission 2060 malah ingin dipercepat menjadi 2050.

"Sudah jangan bicara hybrid lagi.  Ya berlawanan ya, memang beda dengan kami," ujar Tenggono usai diskusi ‘Revolutionizing EV Safety In Indonesia: Breaking Solutions with Innovation’ yang digelar oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST), di Jakarta, Senin (25/11/2024).

Baca juga: Ada Pilkada Serentak, Pelayanan SIM di Jakarta Diliburkan

Tenggono mengatakan bahwa mobil listrik lebih unggul dalam hal efisiensi bahan bakar dan emisi, sebab mobil listrik menghasilkan emisi nol.

Toyota Calya 1.2 G AT di GIIAS 2023KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Toyota Calya 1.2 G AT di GIIAS 2023

Baca juga: Helm Suomy Replika Francesco Bagnaia Dijual Terbatas di Indonesia

"Apakah lebih murah? bandingkan sendiri saja. Hitungannya 1,5 kWh listrik sama dengan 1 liter (BBM). 1 kWh cuma Rp 1.700 kalau nggak salah. Kalau di fast charging Rp 2.400-an. Dibandingkan dengan 1 liter bensin Rp 10.000 ribu. Berapa persennya? Hanya 20 sekian persen dari yang ini. Mana yang lebih murah?," katanya.

Kemudian kata Tenggono, dari sisi emisi bahan bakar mobil hybrid tetap mengeluarkan karbon berbeda dengan mobil listrik.

"Ini kami tidak mendukung. Statement jelas Periklindo tidak mendukung," ungkap Tenggono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau