Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dosa Truk ODOL, dari Rem Blong sampai Merusak Jalan

Kompas.com - 12/11/2024, 10:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Truk Over Dimension Overloading (ODOL) masih sering ditemukan di jalan. Padahal truk yang membawa beban terlalu banyak berdampak buruk pada banyak hal.

Setidaknya ada 4 kerugian yang mengancam beberapa pihak dari eksisnya truk ODOL ini. Sehingga, penertibannya harus menjadi perhatian oleh semua pihak, khususnya pemerintah jangan ragu-ragu untuk memberantas peredaran truk ODOL.

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan truk ODOL bisa karena desainnya dan bisa karena operasionalnya.

Baca juga: Awas Truk ODOL Berisiko Tinggi Mengalami Rem Blong


“By design jika konstruksi kendaraannya yang diubah, sedangkan by operation, konstruksi kendaraannya tetap, namun muatannya melebihi batasan maksimum dimensi, keduanya bentuk pelanggaran,” ucap Wildan kepada Kompas.com, belum lama ini.

Setidaknya ada 4 hal yang disebabkan oleh truk ODOL, bahkan dapat merugikan banyak pihak:

1. Rem blong

Wildan mengatakan, bobot muatan truk ODOL diluar batas aman membuat truk berisiko tinggi mengalami rem blong, berkat besarnya gaya dorong ke depan saat proses pengereman.

Truk ODOL berisiko mengalami rem blong, terutama pada jalan menurun, risiko brake fading lebih tinggi, muatan yang lebih berat akan membuat gaya dorongnya besar, saat terjadi pengereman rem akan bekerja lebih berat, ” ucap Wildan.

Baca juga: Update Kecelakaan Tol Cipularang Km 92: Dugaan Penyebab, Data Korban, dan Nasib Sopir Truk

Jasa Marga menggelar operasi truk ODOL di Tempat Istirahat dan Pelayanan KM 72 A Ruas Tol Cipularang arah Jakarta.Dok. Jasa Marga Jasa Marga menggelar operasi truk ODOL di Tempat Istirahat dan Pelayanan KM 72 A Ruas Tol Cipularang arah Jakarta.

2. Memicu tabrak belakang di tol

Wildan mengatakan, truk ODOL akan menciptakan kesenjangan performa ketika melaju di jalan tol dengan kendaraan lainnya.

“Bahaya kelebihan muatan ini adalah pada kecepatan maksimum yang sangat rendah (maksimal di tol 40 Kpj), ini yang menyebabkan tabrak depan belakang jika truk ODOL masuk jalan tol,” ucap Wildan.

Wildan mengatakan, manuver truk yang cenderung terlalu lambat akan menciptakan gap kecepatan yang tinggi. Semakin besar selisih kecepatan, maka risiko terjadinya kecelakaan makin besar.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Diduga Truk Rem Blong di Jalan Menurun

Razia truk ODOL serentak di IndonesiaKEMENHUB Razia truk ODOL serentak di Indonesia

"Kecepatan mereka sangat rendah di jalan tol, sehingga selisih kecepatan menjadi sangat tinggi. Penyebabnya akan menurunkan waktu reaksi pengemudi kendaraan kecil yang sedang melaju kencang, risiko tabrak belakang meningkat," kata Wildan.

Belum lagi kalau truknya berpindah lajur secara tiba-tiba dengan akselerasi yang sangat rendah. Akibatnya pengemudi di belakang kaget dan tidak mampu bereaksi, tabrak belakang sulit dihindari.

3. Merusak jalan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau