Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kalcer Skuter Berkembang Lewat Komunitas

Kompas.com - 03/10/2024, 19:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tren yang tengah merebak ialah tren modifikasi skuter-skuter “centil” dan meriah mengambil konsep dari budaya pop.

Namun yang membedakan antara skuter kalcer dengan gaya modifikasi skutik yang eksis saat ini bukan sekadar pakai variasi biar meriah, melainkan ada konsep pop yang dibawa.

Baca juga: Filter Oli Tersumbat Bikin Mobil Matik Kehilangan Tenaga

Nama Kalcer Skuter merupakan gabungan dari dua nama. Kalcer berasal dari bahasa Inggris yaitu culture yang berarti budaya sedangkan skuter merupakan jenis motor skuter.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Arie Dwi Prasetya Kurniawan (@ariedwiprasetyak_)

Untuk mengembangkan gaya modifikasi ini, Adega Anggayasta, CEO Rainbow Moto Builder, merupakan salah satu pionir modifikasi tersebut juga membuat komunitas Kalcer Skuter.

“Aku bentuk itu bulan April 2004. Kenapa aku bentuk itu, karena sebenarnya basisnya aku belajar motor culture. Kita setiap tahun itu selalu berangkat ke Jepang lihat di sana tren apa sih yang lagi naik,” kata Dega panggilannya kepada Kompas.com, pekan lalu.

Lewat komunitas, Dega ingin konsep modifikasi bergaya pop ini bisa menjamur di Indonesia.

Baca juga: Daftar Harga LCGC Bekas Oktober 2024, Daihatsu Ayla mulai Rp 75 Juta

 "Kami inginnya ingin menggerakkan komunitas sejenis, di Bandung sudah ada namanya, kita inginnya gelombangnya makin besar di wilayah masing-masing," ujar Dega.

Kalcer SkuterFoto: Tangkapan layar Kalcer Skuter

"Ini juga membuka teman-teman komunitas tidak hanya satu motor saja. Misal Fazzio semua kita terbuka, dan aktivitasnya tidak hanya motor tapi ada mini soccer dan turnamen Playstation," ujarnya.

Dega mengatakan, lewat komunitas penyuka gaya modifikasi ini punya teman. Bentuk komunitasnya pun cair dan tidak pakai strata 

"Selama ini kegiatan komunitas motor itu seperti ada senioritas sedangkan kami komunitas datang kumpul sebulan sekali sangat terbuka," ujar Dega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau