JAKARTA, KOMPAS. com - Asosiasi Dealer Mobil China (CADA) mengungkapkan saat ini diler mobil China tengah mengalami kerugian hingga 138 miliar Yuan (setara Rp 297 miliar) dalam delapan bulan pertama tahun ini.
Dikutip Reuters, kerugian tersebut dikarenakan mereka terpaksa menjual mobil baru dengan potongan harga yang cukup besar.
Kondisi ini ditandai dalam laporan darurat tentang kesulitan keuangan dan risiko penutupan yang dihadapi diler di tengah perang harga di pasar mobil terbesar di dunia, yang baru-baru ini diserahkan oleh CADA kepada otoritas pemerintah terkait.
Baca juga: Hasil MotoGP Indonesia 2024, Martin Juara, Bagnaia Ketiga
Pihak asosiasi mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui akun WeChat-nya, persediaan produk di diler yang tetap tinggi di tengah lesunya konsumsi, memaksa mereka untuk menjual dengan harga rendah.
Lebih jauh, dijelaskan bahwa penurunan penjualan diler domestik, baik regional maupun nasional, sebagian besar disebabkan oleh putusnya rantai modal daripada operasi mereka sendiri.
China Grand Automotive Services, diler terbesar kedua di negara itu bahkan sampai dihapus dari bursa Shanghai pada bulan Agustus setelah sahamnya diperdagangkan di bawah nilai nominal selama 20 hari berturut.
Baca juga: Cara Pendaftaran QR Code Pertalite Supaya Tidak Ditolak
CADA menyerukan peningkatan dukungan finansial untuk diler swasta, yang merupakan bagian besar dari apa yang disebut industri sirkulasi mobil.
Dengan penjualan mobil yang terus turun hingga Agustus 2024, menandakan industri otomotif di China sudah melambat selama lima bulan berturut-turut, meskipun penjualan model bertenaga listrik dan hibrida plug-in meningkat.
Peningkatan pada kendaraan listrik dibantu oleh subsidi bagi pengemudi yang memperdagangkan kendaraan yang lebih berpolusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.