Kalau lihat di atas kertas, spesifikasi mesin CRF250L dan versi Rally sama persis. Tapi ada perbedaan di bobot motor, CRF250L beratnya 140 Kg, sedangkan versi Rally lebih berat 12 Kg karena memakai fairing dan tangki BBM yang lebih besar, 12,8 liter.
Bobot CRF250L yang lebih ringan juga karena penggunaan tangki yang lebih kecil. Selisih lima liter dari CRF250 Rally alias cuma 7,8 liter saja, terbilang kecil sebenarnya buat motor harian.
Kemudian soal kaki-kaki, CRF250L dibekali dengan suspensi depan upside down dengan merek Showa yang berukuran 43mm. Sedangkan di belakang, pakai monoshock dari Showa juga dengan Pro-Link yang terhubung ke swingarm aluminium.
Sedangkan di bagian ban dan pelek, CRF250L pakai pelek berukuran 21 inci dengan ban 80/100 dan 18 inci yang dibalut ban berukuran 120/80. Soal kaki-kaki antara CRF250L dan Rally sama persis, bedanya cuma di bagian pengereman.
Ukuran cakram rem depan di CRF250L lebih kecil, yakni 256mm dengan kaliper piston ganda. Sedangkan di CRF250 Rally, ukurannya 296mm dengan model floating. Kalau yang belakang, keduanya sama, cakram 220mm dengan kaliper satu piston.
Soal fitur, CRF250L dilengkapi dengan lampu utama dan sein yang sudah LED, tinggal lampu remnya saja yang masih pakai bohlam. Buat dasbor, sudah pakai klaster instrumen digital yang lengkap informasinya.
Kompas.com langsung bawa trail Honda ini bertualang ke daerah Bogor, tepatnya di Telaga Saat, Puncak. Sebelum ke Telaga Saat, penguji mengetes CRF250L di jalan perkotaan yang cenderung rata dan macet.
Setelah itu, buat jalan ke Puncak penguji lewat jalan alternatif yang banyak tanjakan dan saat di lokasi, kondisi jalan berbatu, pas buat mengetes keandalan CRF250L.
Secara ergonomi duduk, CRF250L punya gaya motor trail. Artinya setang lebar dan pengendara cenderung tegak.
Selain itu, jok CRF250L yang panjang, membuat pengendara leluasa maju atau mundur badannya. Jadi bisa menyesuaikan dengan medan jalan yang dilewati, mau turunan atau tanjakan, bahkan loncatan.
Soal rasa berkendara, CRF250L punya rasa yang tidak berbeda jauh dengan versi Rally. Cuma bobot CRF250L yang 12 kg lebih ringan, membuat bantingan suspensi terasa lebih kaku.
Efeknya, motor jadi lebih enak dibawa di jalan yang berbatu serta di aspal. Mengingat suspensinya CRF250 Rally saat dibawa di aspal lebih mengayun.
Soal performa, lagi-lagi antara CRF250L dan CRF250 Rally sama, 249cc satu silinder yang menghasilkan tenaga 25,3 TK dan torsi 23,1 Nm. Tapi karena bobot yang lebih ringan, CRF250L terasa lebih responsif.
Pada bagian pengereman, CRF250L sebenarnya punya piringan cakram depan yang lebih kecil dari versi Rally. Cuma buat dipakai harian, ukuran tadi tidak terlalu pengaruh, masih pakem saja buat di jalan aspal maupun bebatuan.
Buat biaya servis, Honda memberikan voucher gratis jasa servis saat beli motor baru. Satu bulan atau 1.000 Km dapat gratis oli, servis kedua di 6.000 Km atau enam bulan juga cuma-cuma, sekadar bayar oli saja.