Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Knalpot Brong Cerminan Pengendara yang Tidak Punya Empati

Kompas.com - 23/01/2024, 08:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan knalpot brong tengah menjadi polemik nasional dan diperdebatkan banyak pihak, khususnya setelah Kepolisian menggelar razia, penyitaan, dan pemusnahan besar-besaran di awal 2024.

Pihak Kepolisian menyebut jika knalpot brong yang tidak sesuai standar tergolong mengganggu ketertiban umum dan menyebabkan polusi suara. Dalih inilah yang menjadi alasan tindakan penertiban tersebut.

Aksi razia ini nampak menerima apresiasi dari beberapa pihak, khususnya dari golongan pemerhati transportasi dan masyarakat berkebutuhan khusus alias difabel.

Baca juga: Komunitas Minta PO Bus Bijak Soal Penggunaan Klakson Basuri

Jajaran Polres OKU menyita ribuan knalpot brong, Selasa (16/1/2024). 
ANTARA/Edo Purmana/24 Jajaran Polres OKU menyita ribuan knalpot brong, Selasa (16/1/2024).

Adanya razia knalpot brong dinilai bisa menciptakan kondisi lalu lintas yang jauh lebih ramah bagi difabel, khususnya yang memiliki autisme, asperger, dan sindrom-sindrom sejenis dengan sensitivitas tinggi pada suara bising.

Erwin, Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Rumah Pengembangan dan Pemberdayaan Disabilitas (YRPPD) menjelaskan, pihaknya mengapresiasi penertiban yang dilakukan oleh Kepolisian, dan berharap prosesnya terus berjalan.

“Berkurangnya knalpot brong tentu bisa menciptakan lalu lintas yang bebas polusi suara, sehingga jauh lebih ramah untuk semua orang, khususnya teman-teman penyandang disabilitas,” ucapnya kepada Kompas.com, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Penyebab Tarikan Mobil Berat Tidak Selalu karena Masalah Mesin

Ilustrasi knalpot motor, knalpot brong, knalpot racingKOMPAS.com/FATHAN Ilustrasi knalpot motor, knalpot brong, knalpot racing

Pria yang juga aktivis pejalan kaki tersebut mengatakan, knalpot brong dengan suara bising dan tidak sesuai standar memang menjadi gangguan banyak pihak sejak dulu.

Menurutnya, pengguna knalpot brong adalah cerminan pengendara yang tidak memiliki empati dan kurang memikirkan perasaan pengguna jalan lainnya.

“Boleh dikata mereka (pengguna knalpot brong) mungkin masih kurang teredukasi, jadi empatinya sedikit terhadap pengguna jalan lain,” kata dia.

Erwin menambahkan, selayaknya jalan yang merupakan fasilitas umum milik bersama, semua pengguna jalan tidak boleh egois ketika berlalu lintas. Termasuk menimbulkan suara nyaring lewat knalpot brong, karena bisa menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau