Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Rotator dan Sirene Ternyata Mayoritas Kendaraan Pribadi

Kompas.com - 29/11/2023, 13:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

4

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) sudah mengatur mengenai penggunaan lampu rotator dan sirene.

Sudah tertulis jelas, jika bukan sembarang kendaraan yang memperoleh hak utama untuk menggunakan kedua perangkat tersebut.

Meski penggunaan lampu rotator dan sirene terbatas, produk ini masih dijual bebas. Salah satu toko yang menjual secara bebas peralatan tersebut adalah Sirine Strobo Indonesia (SSI).

Baca juga: Berlaku Dalam Waktu Dekat, Cek Tarif Baru Tol JORR 1, Pondok Aren-Ulujami, dan ATP

Michael pemilik SSI mengaku 30 persen dari konsumennya merupakan masyarakat sipil, sementara 70 persen lainnya berasal dari TNI Polri.

“Pelat sipil bisa-bisa saja (beli rotator dan sirene). Tapi sebelum membeli kata jelaskan kalau penggunaan itu dilarang UU-nya sudah jelas. Kita kalau ke konsumen penjelasannya lebih santai, tidak mungkin langsung ‘tidak boleh’ tapi kita jelaskan risikonya A, B, C, D, lalu kita tanya kepentingannya untuk apa,” ucap Michael kepada Kompas.com, Rabu (29/11/2023).

Menurut Michael, ada beberapa alasan masyarakat sipil ingin menggunakan sirene dan rotator pada kendaraannya. Salah satunya adalah untuk keperluan touring.

“Kebanyakan untuk mereka jawabannya itu untuk touring, ada pengawalan juga dari kepolisian, jadi mereka mau pasang. Ada juga untuk pengawalan, dalam artian tidak resmi seperti contohnya pengawalan ambulans yang ramai belakangan ini, escort ambulans atau jenazah,” kata Michael.

Michael melanjutkan, warga sipil yang memasang sirene dan rotator di tempatnya kebanyakan tidak terlalu memperdulikan spesifikasi, berbeda dengan polisi atau TNI Polri.

Baca juga: Subsidi Motor Listrik Belum Mau Ditambah

“Banyak konsumen saya yang pake pelat sipil tidak terlalu peduli dengan strobonya. Asal nyala saja mereka tidak apa-apa. Tapi kalau dari patroli kepolisian biasanya mereka by request, minta yang terang atau awet. Karena kalau dari kepolisian dan tentara sendiri lebih sering dinyalakan dan digunakan,” ujar Michael.

Kendati demikian, sebagai penjual Michael menegaskan bahwa dirinya tidak membenarkan adanya penyalahgunaan sampai tindak arogansi di jalan raya.

“Meskipun saya sebagai penjual, saya tidak pernah mendukung aksi arogansi apapun yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di jalan,” kata Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

4
Komentar
ibarat orang jualan es doger, pembelinya diingatkan.. nanti bisa batuk, tenggorokan serak, bisa kena kencing manis, lebih baik uangnya ditabung saja bla bla bla..


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pakai Nama Palsu, Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren Berkedok Jadi Dukun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau