JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi lane hogger di jalan tol adalah pengemudi yang menyetir dengan pelan di lajur paling kanan. Padahal, posisi tersebut khusus buat mendahului, sudah ada rambu juga di jalan tol.
Cuma, banyak pengguna jalan yang tidak mengerti soal lajur kanan yang dibuat khusus mendahului. Makanya, ada saja pengemudi yang pelan, tidak ingin mendahului, tapi tetap berada di lajur paling kanan.
Menurut Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre, edukasi soal tol memang tidak sampai secara merata, ada banyak faktor yang mempengaruhi.
Baca juga: Awas, Pelaku Lane Hogger Bisa Kena Tilang Rp 250.000
"Pertama, mayoritas belajar sendiri tanpa melalui lembaga pelatihan. Kedua, tingkat literasi di Indonesia yang rendah," kata Marcell kepada Kompas.com, Minggu (26/11/2023).
Soal belajar, bisa saja setiap daerah berbeda, misalnya tempat yang tidak ada jalan tolnya. Jadi ketika bertemu dengan tol dan mau menggunakannya, cuma tau bayar saja, tidak paham aturan apa yang berlaku.
Baca juga: PO Agra Mas Resmi Rilis Bus Baru, Kabin Mewah Pakai Sasis Tronton
Tentang literasi yang rendah juga sebenarnya bisa terlihat, sudah jelas ada rambu di jalan tol yang bilang lajur paling kanan untuk mendahului. Tertulis juga lajur kiri buat kendaraan bus/truk dan tengah buat kendaraan yang lebih cepat.
"Jadi memang informasi tentang peraturan ini tidak banyak yang tahu," kata Marcell.
Biasanya, orang yang melakukan lane hogger itu karena dia malas berpindah-pindah lajur. Lalu, menganggap lajur paling kanan adalah yang paling aman dari kendaraan lain seperti truk dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.