TOKYO, KOMPAS.com - Menguatnya dollar membuat nilai tukar rupiah melemah. Melansir data Bloomberg, pada Jumat (27/10/2023) pukul 09.11 WIB berada pada level Rp 15.922 per dollar AS. Bahkan beberapa waktu lalu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp 16.000.
Ini tentu cukup mempengaruhi banyak sektor, tidak terkecuali otomotif. Meski begitu, melemahnya rupiah tidak serta merta akan langsung berdampak pada harga jual kendaraan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Baca juga: Toyota Indonesia Perkuat Daya Saing Industri Otomotif Nasional
“Saat ini kita tidak ada rencana untuk menaikkan harga, Ini juga baru beberapa minggu jadi tidak bisa langsung berdampak. Tidak hanya kurs saja yang menentukan penentuan harga atau material cost,” ucap Agung, di Tokyo, Jumat (27/10/2023).
Menurut Agung, dalam menyesuaikan harga mobil tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Sebab ini berhubungan dengan komitmen Daihatsu kepada konsumen.
Lebih lanjut lagi, Agung menjelaskan bahwa Daihatsu telah memiliki lokalisasi pembuatan mobil hingga 80 persen. Lokalisasi produk yang tinggi ada pada model Sigra, Ayla, Xenia hingga Terios.
Praktis hal ini menjadi salah satu faktor kuat Daihatsu untuk tidak serta menaikkan harga mobil, mengingat banderol yang ditawarkan cukup kompetitif.
Baca juga: Melihat dari Dekat Mobil Masa Depan, Mitsubishi D:X Concept
“Kendaraan Daihatsu itu lokalisasinya sudah 80 persen, jadi tidak bisa disebutkan berpengaruh apalagi untuk LCGC. Itu mungkin mempengaruhi bahwa tidak hanya faktor kurs dollar saja,” kata Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.