JAKARTA, KOMPAS.com - Thailand dan Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar utama kendaraan listrik (EV) berbasis baterai di kawasan ASEAN.
Hal ini terjadi berkat dukungan pemerintah dalam memberikan insentif kepada kendaraan listrik mulai pemotongan pajak dan subsidi. Baik Thailand dan Indonesia juga memiliki populasi masyarakat yang besar.
Baca juga: Ganti Ban Mobil yang Sudah Retak, Cek Harga Ban Mobil Per Juli 2023
Bangkok Post melaporkan, saat ini Thailand menjadi pemimpin penjualan kendaraan listrik di ASEAN dengan jumlah penjualan sebanyak 51.000 unit pada 2022 sedangkan Indonesia hanya 10.000 unit.
Adapun Malaysia termasuk kecil. Tahun lalu Negeri Jiran hanya menjual 2.631 unit. Meski demikian jumlah tersebut sebetulnya naik signifikan mencapai 86 persen dibandingkan tahun 2021.
Kemudian angka penjualan EV di Thailand diperkirakan akan mencapai 2,9 juta unit pada tahun 2040. Namun saat itu penjualan mobil penumpang listrik di Indonesia akan mengungguli Thailand.
“Thailand akan menjadi pemain besar di pasar EV, tetapi setelah tahun 2040 Indonesia akan memimpin di segmen mobil penumpang karena besarnya pasarnya,” kata Allen Tom Abraham, analis senior transportasi Asia-Pasifik di BloombergNEF dikutip dari Paultan, Senin (10/7/2023).
Studi BloombergNEF menyebut produksi EV membutuhkan investasi besar dalam rantai pasokan baterai. Permintaan baterai litium tahunan diperkirakan akan tumbuh pesat, mendekati 5,7 terawatt-jam (TWh) per tahun pada 2035 dan meningkat hingga 244 TWh pada 2050.
Baca juga: Jenis Pelanggaran yang Diincar di Operasi Patuh Candi 2023, Tidak Pakai Helm SNI sampai Balap Liar
Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan EV secara global, di mana penjualan EV akan melonjak dari 14 persen pada 2022 menjadi 30 persen pada 2026.
Di tataran global, China menjadi penyerap EV paling besar dengan menguasai 52 persen pangsa pasar, sementara di Eropa, penjualan EV mencapai 42 persen dari total penjualan mobil baru.
BloombergNEF yakin bahwa penjualan EV secara global terutama di segmen mobil penumpang akan meningkat menjadi hampir 27 juta unit pada 2026 naik hampir 8 huta unit dari 19,5 juta unit pada 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya