Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Difarina Indra Kecelakaan di Tol, Kenapa Mobil Baru Bisa Mengalami Pecah Ban?

Kompas.com - 08/06/2023, 14:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan akibat pecah ban mobil kembali terjadi di jalan tol. Kali ini menimpa penyanyi dangdut Difarina Indra di ruas jalan tol Jombang-Mojokerto (Jomo), Jawa Timur, Rabu (7/6/2023).

Insiden itu bermula saat mobil Toyota Innova Zenix yang ditumpangi empat orang penumpang melaju di jalan tol dari Gresik ke arah Madiun.

Kendaraan tersebut dikemudikan oleh Aldis Himawan Putra P (19), warga Rembang, Jawa Tengah, dengan kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam.

Baca juga: Daihatsu New Terios Resmi Meluncur, Harga Mulai Rp 236 Juta

Sesampainya di wilayah Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mobil mengalami pecah ban hingga oleng ke kiri hingga menabrak pembatas jalan tol.

“Kendaraan mengalami pecah ban belakang kanan, sehingga kendaraan oleng ke kiri menabrak pembatas jalan OS guardrail dan oleng ke kanan menabrak pembatas jalan IS wire rope,” kata Kepala Departemen Layanan Operasi Jalan PT Astra Infra Tol Jombang-Mojokerto Yanuar Firmanto, dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Ilustrasi pecah ban mobiltsikot.com Ilustrasi pecah ban mobil

Akibat kecelakaan tersebut, dua penumpang terluka, kemudian pengemudi seorang penumpang selamat. Sementara terlihat mobil mengalami kerusakan yang cukup parah pada bagian depan.

Muncul pertanyaan, mengapa Toyota Innova Zenix yang terhitung sebagai mobil baru bisa mengalami kejadian pecah ban?

Untuk menghindari kejadian tersebut, ada baiknya pemilik kendaraan mengetahui apa saja yang menjadi penyebab ban mobil pecah di jalan tol.

On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan bahwa ban mobil sangat susah untuk pecah.

“Kami di laboratorium kalau mau tes pecah ban sangat susah, bisa berhari-hari, dengan kondisi yang sangat ekstrem, test yang kami lakukan adalah endurance test, ban dipasang di mesin drum dengan beban sesuai kemampuan, lalu diputar pada permukaan drum sebagai simulasi jalan di permukaan jalan, tes ini bisa berhari-hari,” ucap Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Selanjutnya ada test high speed, ban dijalankan sampai batas kecepatan yang tertera pada ban, sampai ban pecah, ini juga dilakukan berhari-hari. Selain itu, masih ada beberapa tes lainnya, seperti bead sitting, test tusukan, kebocoran, balance, kebulatan atau uniformity, dan lain-lain.

Tim redaksi Kompas alami pecah ban di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR)instagram.com/ApridaMegaNanda Tim redaksi Kompas alami pecah ban di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR)

“Ini saya mau jelaskan bahwa ban itu sendiri telah dilakukan banyak tes, dengan kondisi yang ekstrem, dan teliti di laboratorium, maupun di lapangan tes atau tes jalan di kendaraan, stabilitas, kenyamanan, kebisingan bahwa ban kendaraan sangat kuat dan terjaga kualitasnya,” kata Zulpata.

Baca juga: Daftar Harga Hatchback per Juni 2023, Mulai Rp 265,5 Juta

Penyebab pecah ban

Zulpata melanjutkan, kalau di pemakaian sehari-hari masih terjadi ban pecah, kempis, sobek, dan lain-lain, itu penyebab utamanya adalah faktor internal.

“Misalnya banyak sekali kejadian, tekanan udara ban kurang, angkut barang atau penumpang melebihi kapasitas ban, perawatan atau pemeriksaan ban yang kurang, misal paku atau benda tajam, kerikil yang menempel di sekitar telapak ban tidak segera dibersihkan. Ini bisa memicu ban rusak juga,” kata Zulpata.

Penyebab lainnya, pengemudi bisa juga membentur benda keras, lubang, atau sejenisnya di dalam tol.

“Apalagi dalam keadaan tekanan angin di bawah standar kendaraan atau muatan yang melebihi kapasitas kendaraan,” ujar Zulpata.

Sementara itu, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menambahkan, ban pecah terjadi sangat singkat dan yang dibutuhkan adalah respons ketenangan dan sigap membaca situasi terburuk.

"Saat ban pecah jangan langsung injak rem, setir pasti lari ke salah satu sisi. Kita balas seimbangkan, caranya mengikuti arah mobil melaju begitu ban pecah satu sisi. Kecepatan biarkan turun sendirinya, enggak perlu direm," kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau