Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2023, 06:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebanyakan orang Indonesia belajar mengendarai motor secara autodidak. Jadi motor apa yang ada di rumah, dipakai sebagai kendaraan latihan sebelum berkendara di jalan raya.

Biasanya, ada orang yang belajar dari motor jenis matik dahulu. Setelah lancar, baru naik level ke motor bebek, kemudian terakhir ke motor dengan kopling manual.

Tapi anggapan belajar berkendara secara bertahap berdasarkan jenis motor tersebut apakah benar?

Baca juga: 4 Merek Motor Jepang Kerja Sama Kembangkan Mesin Tenaga Hidrogen

Skutik gambot asal Yunani, Thrust Defender 125Dok. Great Biker Skutik gambot asal Yunani, Thrust Defender 125

Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, untuk belajar motor sebenarnya tidak harus bertahap dari segi jenis motor.

"Yang disarankan adalah mulai belajar dari cc yang terkecil dahulu agar tidak membahayakan," ucap Agus kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Maksudnya, jenis motor tidak berpengaruh, boleh saja orang langsung belajar dari motor bebek atau kopling. Paling penting, kapasitas mesinnya tidak langsung yang paling besar, tapi mulai dari yang kecil.

Baca juga: Mulai Berlaku di 234 Wilayah, Beli Solar Subsidi Wajib Pakai QR Code


"Misal mulai dari 110cc, jika langsung belajar moge 1.000cc, bagi pemula tentu berbahaya. Mengenai jenis matik atau manual, tidak ada aturan," kata Agus.

Bisa dibayangkan kalau proses berkendara itu upgrade kubikasi mesinnya. Semuanya dimulai dari motor yang cc-nya kecil, kalau matik misal dari 100cc, lalu 150cc, kemudian 250cc, dan ke skutik dengan cc di atas 500cc.

Begitu juga dengan motor sport yang memakai kopling. Belajar yang bertahap ini membuat pengendara siap dengan kenaikan tenaga dari motor yang mesinnya lebih besar, jadi tidak kaget.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com