Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai DVT dan Heat Stroke, Muncul jika Berkendara Non-stop Saat Mudik

Kompas.com - 14/04/2023, 16:08 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keselamatan berkendara saat mudik tidak hanya dipengaruhi oleh kesiapan mobil dan sikap mengemudi, kondisi fisik dan disiplin diri juga memegang peranan penting.

Pengemudi tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan nonstop tanpa beristirahat walaupun badan masih terasa segar dan belum mengantuk.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, menyarankan pengemudi utuk beristirahat setelah berkendara selama 4 jam.

“Tolong diperhatikan ya, 4 jam itu bukan angka asal karena memang sudah dilakukan riset. Kondisi fisik pengemudi hanya optimal mengendarai mobil selama maksimal 4 jam,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Daftar Obat-obatan yang Harus Tersedia di Mobil Saat Mudik

Ilustrasi henti jantung, apakah henti jantung berbahaya, kapan henti jantung memicu kematian.Shutterstock/thebigland Ilustrasi henti jantung, apakah henti jantung berbahaya, kapan henti jantung memicu kematian.

Menurut dia, jika mengemudi lebih dari 4 jam ada potensi bahaya kesehatan yang bisa terjadi. Dua bahaya yang bisa berakibat fatal adalah anomali kesehatan DVT (Deep Vein Thrombosis) dan Heat Stroke.

dr. Farid Eka Wahyu Endarto, Dokter Poliklinik Universitas Negeri Malang menjelaskan, dua anomali tersebut sangat mungkin terjadi jika mudik nonstop, kemunculannya juga mendadak dan tidak bisa diprediksi.

“Simpelnya, DVT adalah penyumbatan pembuluh darah karena duduk lama. Ini enggak akan langsung terasa, tapi bisa menimbulkan komplikasi yang banyak sekali,” kata Farid.

Pada tahap ringan, DVT bisa menyebabkan nyeri di tubuh bagian bawah dan kram. Pada tahap berat, DVT bisa menimbulkan nekrosis bahkan serangan jantung.

Baca juga: Pemudik Wajib Tahu Bahaya Microsleep dan Langkah Penanganannya

Cerita Pemudik 11 Jam Terjebak Macet di Tol Tangerang-Merak, Sampai Sahur DimobilKOMPAS.COM/RASYID RIDHO Cerita Pemudik 11 Jam Terjebak Macet di Tol Tangerang-Merak, Sampai Sahur Dimobil

“DVT meskipun ringan juga tetap bahaya, Karena kalau bekuan darah lepas dan terbawa sampai jantung bisa jadi acute coronary syndrom (ACS), alias serangan jantung,” kata dia.

Bahaya lain yang bisa terjadi jika mengemudi nonstop adalah heat stroke. Anomali ini disebabkan karena minimnya cairan pada tubuh, hal ini juga tidak dapat diprediksi oleh pengemudi dan bisa akibatnya sangat fatal.

“Jika terkena heat stroke efek yang paling ringan adalah hilang kesadaran. Betul-betul pingsan total tanpa peringatan, coba bayangkan hal itu terjadi saat berkendara,” kata Farid.

Supaya terhindar dari anomali DVT dan heat stroke, Farid menyarankan pengemudi untuk beristirahat rutin setiap 4 jam sekali dan mengkonsumsi air putih setidaknya 1,5 liter sebelum berangkat.

Baca juga: Hindari Macet, Pemerintah Imbau Masyarakat Mulai Mudik Akhir Pekan Ini

Pemudik beristirahat di rest area UPPKB Losari, Indramayu, Jawa BaratDokumentasi Kementerian Perhubungan Pemudik beristirahat di rest area UPPKB Losari, Indramayu, Jawa Barat

Menurut dia, rehidrasi cairan sangat penting ketika mudik lebaran. Tubuh yang memiliki cairan cukup akan bekerja optimal dan terhindar dari penyakit.

“Analoginya begini, kulit itu seperti radiator tubuh, pembuluh darah adalah selang radiator, dan cairan adalah coolant. Supaya fungsi tubuh maksimal, cairan harus selalu tercukupi supaya badan tidak overheat,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau